Part 21 [2017]

572 73 18
                                    

2017

Suara penonton begitu riuh memekakkan telinga memenuhi halaman Fakultas Ekonomi malam itu. Di atas panggung, The Insomniacs baru saja selesai membawakan lagu kedua mereka.

Penampilan band andalan kampus tersebut, mendapatkan sambutan yang begitu antusias dari penonton. Khususnya kaum hawa. Terbukti dari barisan depan penonton yang didominasi oleh para wanita. Mereka turut menyanyikan semua lagu yang dibawakan Baskara dan kawan-kawan.

Perhatian penonton lebih tertuju kepada Baskara. Suaranya yang lembut serta parasnya yang tampan membuatnya dengan mudah memikat hati para penonton.

"Gila cakep banget ..."

"Suaranya baguss banget ..."

"Udah cakep suaranya bagus lagi ..."

"Kayak model mukanya ..."

Berbagai pujian itu terus terdengar, membuat Saura yang berdiri pas di depan panggung senyum-senyum sendiri mendengarnya.

Menjadi koordinator acara membuat Saura bisa berdiri cukup dekat dengan panggung untuk menonton Baskara. Saura menempatkan dirinya disana untuk sekaligus bertugas menjadi time keeper dari acara ini. Ia memastikan acara berlangsung sesuai rundown yang telah disusun. Disampingnya, berdiri Jane yang turut membantunya dalam mengkoordinir acara.

Penampilan The Insomniacs adalah penampilan puncak acara penggalangan dana mereka. Sejauh ini acara berjalan dengan sangat baik. Bahkan penonton belum ada yang beranjak pulang dan tetap setia menonton acara mereka hingga akhir.

Saura kembali melihat ke atas panggung, dimana Baskara tengah bersiap-siap menyanyikan lagu selanjutnya. Wajah Baskara sedikit berkeringat namun membuatnya tampak makin bercahaya ketika terkena sorot lampu panggung.

Selama bernyanyi pemuda itu tidak mencoba untuk tebar pesona sama sekali. Ia bernyanyi dengan tenang dan fokus dengan suara serta gitar yang dimainkan. Hal ini membuat Saura semakin menyukai pemuda itu. Baskara tampak begitu memukau saat bernyanyi, Saura tidak menyangka kalau pemuda itu ternyata memiliki bakat yang terpendam.

"Cieee Raa ...." Goda Jane sambil menyenggol pelan bahu Saura, saat melihat Saura yang begitu terpesona dengan penampilan Baskara.

"Awas mata kamu lepas lho, diliatin terus Baskara nya" Goda Jane lagi, membuat wajah Saura merona merah.

"Kamu pasti seneng banget ya Ra, Baskara bakal bawain lagu spesial buat kamu" Ujar Jane.

Saura lalu mengangguk, "Aku takut geer Jane, tapi aku seneng banget"

Jane lalu tertawa, "Kenapa geer Ra, kan udah jelas buat kamu. Gila ya tu cowok, bisa so sweet juga"

Saura langsung mengangguk mengiyakan, "Iyaa aku gak nyangka kalau dia bakal seromantis ini"

Kebahagiaan kembali membuncah di hati Saura. Namun tiba-tiba perhatiannya teralihkan dengan datangnya Nino yang merangsek masuk ke tempat Saura berdiri, dimana area tersebut adalah clear area sehingga hanya panitia yang dapat memasukinya.

"Kak Nino ..." Ucap Saura pelan

"Hah ... Kak Nino?" Tanya Jane bingung, gadis itu lalu mengikuti arah mata Saura, dan mendapati Nino tengah menghampiri mereka. Pemuda itu menggunakan kaos panitia lengkap dengan name tag. HT tak lepas dari tangannya, dan raut wajahnya menunjukkan ekspresi kebingungan.

Di belakang Nino, ada sosok gadis kurus berambut sebahu. Gadis itu mengenakan oversize T-Shirt berwarna putih dan wide leg jeans. Gadis itu adalah Naya, adik dari Nino.

"Diihh Nooo, ngapain gue diajak kesini!" Pekik Naya.

"Udah, lu diem sini bentar, gue masih ada kerjaan nih." Kata Nino, "Diem sini dulu sama Saura"

Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang