"Gue gak pernah liat dia sesedih ini bro" ucap Fikri seorang pemuda kurus yang belum pernah Saura liat sebelumnya.
Pukul 11 malam mereka bertiga, Mike, Saura dan Jane tiba di London Bar, sebuah lounge bar dengan tempat luas dan memanjang yang dipenuhi para tamu yang sedang duduk santai sembari menikmati minuman yang disuguhkan.
Mereka bertiga menemukan Baskara duduk terlentang di salah satu sofa Bar. Pemuda itu tampak dalam keadaan setengah sadar dengan wajah yang sangat merah. Disekitar Baskara ada beberapa pemuda yang mengelilinginya. Dimeja mereka terdapat beberapa botol minuman keras dan gelas berceceran. Beberapa diantara mereka juga sedang merokok sehingga bau alkohol dan nikotin saling bercampur menyengat hidung Saura dengan begitu tajam.
Disebelahnya, Jane mengenggam erat tangannya seakan takut mereka akan terpisah. Sementara Mike berada didekat Baskara untuk mengecek keadaan pemuda itu.
"Berapa banyak dia minum bro?" Tanya Mike
"Lebih banyak dari biasanya" Kata salah satu pemuda lainnya yang bertubuh tinggi yang Saura tidak kenal sama sekali, "Tumben dia gak kontrol sama sekali"
"Keknya dia sedih banget bro" celetuk pemuda lainnya yang betubuh agak gemuk, "ni orang ada remedi apa gimana yak"
"Ngawur lo! masak remedi doang ampe bablas gini minumnya"
"Ya abis apalagi coba masalah hidupnya Bas" Kata si pemuda bertubuh gemuk tersebut, "Gak mungkinkan masalah cewe, wong tinggal milih doang mah dia"
Mike lalu menggeleng mendengar obrolan teman-temannya, "Njir masih aja kalian ngebacot, nih temen kalian lagi collapse woy ..."
Dua pemuda lainnya hanya tertawa renyah, kemudian mereka membantu memapah Baskara hingga pemuda itu kini berdiri sambil terhuyung-huyung tampak kesulitan menjejakkan kakinya ke lantai. Baskara tampaknya akan benar-benar sulit berjalan dengan kondisi seperti itu.
"Awas hati-hati!" Kata Saura khawatir ketika teman-temannya mencoba membawa tubuh Baskara untuk berjalan.
Dua orang pemuda yang memapah Baskara tampaknya baru melihat Saura dan Jane yang sedari tadi berdiri dibelakang Mike.
"Ya ampuuun ada dik Saura" kata si Tinggi tersenyum ganjen kemudian mulai menggoda Saura dengan nada bercanda, "dari deket emang cantik kek bidadari wajar jadi idola kampus"
Saura hanya tersenyum canggung menanggapi godaan pemuda tersebut. Fikri yang menyadari kalau Saura mulai tidak nyaman lalu menonyor pelan dahi si Tinggi.
"Sempet-sempetnya aja lo man, liat tu temen lo dah pingsan begini" Kata Fikri "Buruan ayo kita keluar!"
"Iyee ... iyeee" gerutu si Tinggi, "Huuuuhhh Gak bisa liat temen seneng dikit aja apa"
"Kalau mau ngegombal nanti aja, lanjut diluar!" omel Mike yang kemudian menarik tangan Jane ketika melewati mereka berdua, "Sini Jane! Ra! gak baek buat cewe-cewe kayak kalian jalan tanpa pengawasan di Bar ini, jalan deket-deket gue yak!"
"Wuuuuuuu sama aja lo Mike nyari-nyari kesempatan" Kata si Gendut, "Liat nih kita kayak lagi gotong gajah, berat juga ni si Bas"
"Mana gue bantu" Kata Fikri sambil memapah Baskara dari belakang.
Baik Jane dan Saura lalu berjalan mepet dibelakang Mike, melewati orang-orang asing yang lalu lalang dengan bau alkohol menyengat dari mulut mereka.
Untungnya mereka bertujuh lalu tiba diparkiran dengan selamat, mereka lalu berjalan menuju mobil Mike. Si gendut dan si Tinggi dibantu oleh Fikri dengan susah payah mendudukkan Baskara diseat belakang.
"Wah akhirnya" Kata si gendut penuh syukur, "Dah mau lepas nih tangan rasanya, sumpah Bas berat banget"
"Gitu aja lu ngeluh malu tu ama badan" Kata si Tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmoveable [END]
RomanceThere is a thin line between love and obsession *** Saura mencintai Baskara dengan segenap hatinya. Segala hal dilakukan Saura untuk menjadi gadis terbaik dan paling sempurna untuk Baskara. Namun di benak pria tersebut, cinta bukanlah untuk mendapat...