Part 63 (2017)

704 64 117
                                    


Baskara tak pernah tau kalau akan ada hari lain yang akan membuatnya lebih cemburu lagi, selain hari dimana Daven wisuda.

Dan hari itu datang tanpa diduga di sabtu pagi yang santai, dimana Ia terbangun cukup siang setelah selama seminggu lebih kekurangan tidur akibat berkutat dengan tugas kuliahnya.

Saat itu Baskara sedang menyapu apartemennya dan sialnya lagi keringatnya bercucuran deras karena AC diapartementnya sedang rusak. Alhasil udara terasa cukup panas saat itu.

Setelah selesai menyapu bersih seluruh sudut apartementnya, Ia lalu merebahkan diri di sofa.

Hari sabtunya terasa sepi karena Bhara tak ada dirumah. Kakaknya itu memilih untuk menghabiskan akhir pekan dengan berlibur keluar kota bersama Mba Dita, gadis yang sudah dikencani Bhara dari jaman kuliahnya.

Mereka mungkin sudah hampir 8 tahun pacaran sekarang, namun Baskara sama sekali tak pernah melihat kakaknya itu mengeluhkan apapun tentang Mba Dita. Terkadang Ia iri dengan hubungan kakaknya itu. Di dalam lubuk hatinya, Ia berharap dirinya dan Naya bisa mengikuti jejak mereka.

Bicara tentang Naya, pacarnya itu juga sedang sibuk hari ini. Karena hari ini, Naya sekeluarga akan mengantar Daven ke bandara. Naya benar-benar emosional melepas kepergian Daven. Bahkan Ia sampai merasa seperti tong sampah yang menampung segala kegelisahan gadis itu karena akan berpisah dengan pemuda itu.

Selama beberapa hari ini, Naya tak henti-hentinya mengoceh betapa gadis itu akan sangat merindukan kehadiran Daven ketika pemuda itu pergi, bahkan Naya kerap membicarakan betapa pentingnya arti kehadiran Daven dalam dihidupnya.

Mendengar semua itu benar-benar bak melatih kesabaran hatinya. Naya mungkin tak pernah tau betapa hal itu menyakitinya. Di mata gadis itu mungkin Ia tampak seperti seorang pacar yang super sabar dan penuh pengertian, pacar yang takkan cemburu dengan hal apapun, namun untuk menjadi seperti itu, sebetulanya amatlah sulit untuk dilakukan. Kalau bukan karena begitu menyayangi Naya, Ia mungkin takkan bisa bersikap seperti itu ...

Seraya berbaring, Baskara lalu merogoh kantongnya, untuk mengeceknya ponselnya yang sedari tadi tak berhenti bergetar.

Ternyata grup chat dari teman-teman dikampusnya yang begitu ribut hingga memenuhi notifikasi ponselnya. Entah apa yang sedang ramai mereka bicarakan.


 Entah apa yang sedang ramai mereka bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang