Part 25 (2017)

607 69 19
                                    

Pagi itu saat perjalanan kekampus, Naya membuka twitter sambil duduk dikursi depan mobil dan lagi-lagi perbincangan tentang dirinya juga belum kunjung usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu saat perjalanan kekampus, Naya membuka twitter sambil duduk dikursi depan mobil dan lagi-lagi perbincangan tentang dirinya juga belum kunjung usai. Bahkan Prilly sepertinya sudah geram dan langsung turun tangan membalas semua komentar buruk tentang dirinya.

Sudah sepekan sejak kejadian itu, satu minggu ini terasa seperti di neraka baginya. Prilly dan Widji memahami keadaannya dan selalu berada disamping Naya. Mereka berdua bahkan enggak segan-segan menegur orang yang secara terang-terangan merendahkan Naya.

Naya juga agak sedih karena Anya menjauhinya. Walaupun Anya bukan sahabat karib Naya namun gadis itu adalah salah satu teman kuliah yang paling asik diajak mengobrol. Anya mengatakan kalau Naya tidak jujur dan munafik kepadanya bahwa sebenarnya Naya ada hubungan dengan Baskara dibelakangnya, namun didepannya Naya seolah-olah tidak mengenal Baskara.

Padahal itulah yang sebenarnya terjadi.

"Naya" Suara Papa Naya yang sedang menyetir disebelah Naya membuat gadis itu mengdongak dari handphonenya.

Ayah Naya baru kembali dari perjalanan dinasnya setelah kurang lebih sebulan tidak pulang kerumah. Beliau akhirnya bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak-anaknya. Papa Naya bahkan bersikeras untuk mengantar Naya, Nino dan Daven kekampus, padahal mereka sudah dewasa dan bisa berangkat dengan mandiri.

"Kamu ini main hape ajaa ..." Celetuk papa Naya lagi.

"Eheee" Naya lalu nyengir kearah lelaki paruh baya yang sudah kehilangan setengah rambutnya itu dengan kacamata tebal bertengger dihidungnya. 

"Udah punya pacar Naya Pa" Celetuk Nino dari jok belakang. Naya langsung menoleh ke belakang dan memberi pukulan ringan pada paha kakaknya itu.

Nino langsung meringis sakit.

"Lhoo Naya kamu udah punya pacar sekarang?" Tanya Papanya "Kok ga cerita-cerita sama Papa?"

"Bohong Pa" Kata Naya keras, "Papa percaya sama Nino?, dia kan bacot mulu Pa"

"Adek apaaan nih bilang kakaknya bacot, kasar banget lu" sergah Nino.

"Weeeeek"

Naya lalu memeletkan lidahnya ke arah Nino, sementara Daven yang duduk disebelah Nino hanya tertawa melihat tingkah kedua kakak beradik ini.

"Jadi siapa No, pacarnya Naya?" Papa Naya malah melanjutkan topik absurd tersebut. "Belum ijin sama Papa nih orangnya, enak aja mau macarin anak gadis papa satu-satunya"

"Papa ...." kata Naya kesal.

"Baskara pa namanya" Nino makin memanaskan topik pembicaraan tersebut. Melebih-lebihkan sesuatu memang bakat alami pemuda itu. "Jadi nih Pa, padahal Baskara tuh banyak yang suka Pa, ampe cewe paling cantik dikampus juga suka sama dia, eh malah dianya milih Naya, bikin satu kampus geger gara-gara hal itu"

Nino menjelaskan hal tersebut dengan amat menggebu-gebu, membuat emosi Naya semakin mendidih, 

"Aneh banget sukanya malah ama Naya ... padahal masih banyak yang lebih cantik dan yahud"

Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang