Part 16 (2017)

549 67 9
                                    

2017

"Nay ..."

"Hmm"

"Nay ..."

"Hmmm ..."

"Nayyyyy!!!!"

"Diem ... berisik banget sih lu" seru Naya ketika tak tahan lagi dengan suara Widji yang terus menganggunya.

Sahabat karib Naya, Widji kemudian tersenyum jahil memamerkan gigi kelinici miliknya, yang membuat wajah pemuda itu sangat menggemaskan.

Disebelah Widji, dengan wajah datar dan dinginnya, Prilly sahabat Naya satunya lagi hanya memandang mereka berdua sambil mengerenyitkan dahi.

Salah satu hal yang membuat Naya tetap semangat untuk datang kekampus adalah keberadaan dua sahabatnya ini. Naya punya banyak teman, tapi yang benar-benar mengerti dirinya hanyalah Prilly dan Widji.

Naya pertama kali bertemu Prilly ketika masa orientasi mahasiswa di Fakultas Teknik. Prilly berkulit pucat dengan wajah unik yang cantik. Dalam waktu yang tidak lama sejak masuk ke jurusan Arsitektur, Prilly sudah diincar oleh banyak kakak tingkat dan teman seangkatan. Hal itu membuat banyak gadis yang membenci dan sirik kepada Prilly. Apalagi Prilly sangat introvert ditambah pembawaan wajahnya yang jutek dan galak. Membuat Prilly makin dibenci walaupun gadis itu sebenarnya tak pernah berbuat jahat kepada siapapun.

Naya awalnya juga menilai kalau Prilly itu jutek dan susah diajak berteman. Namun semuanya berubah ketika Naya satu kelompok OSPEK dengan Prilly. Naya tidak menyangka kalau Prilly sangat baik dan seorang fans NCT garis besar sama seperti dirinya.

Jadilah Naya bersahabat dengan Prilly sampai sekarang. Kepribadian Prilly yang pendiam dan tenang sangat cocok dengan Naya yang spotan. 

Sedangkan dengan Widji, persahabatan mereka terjadi secara tak terduga. Awalnya Widji berteman dengan beberapa cowok di kelas mereka. Namun, ketika satu teman di kelas mengetahui kalau ayah Widji adalah pemilik Grand Mansion, salah satu perusahaan properti terkemuka,  banyak orang mulai mendekati pemuda itu hanya untuk memanfaatkan kekayaan Widji. Widji pun mulai menjauh dari teman-temannya yang dulu.

Dia melihat kalau Naya dan Prilly sepertinya tidak peduli siapa ayahnya dan mau berteman dengannya dengan tulus tanpa melihat kekayaannya. Pemuda itu kemudian secara perlahan mendekat dan menjadi sahabat mereka. 

Malam itu, ketika kuliah jam terakhir telah usai. Mereka bertiga sepakat untuk makan pizza di dekat Galaxy Mall yang berada tidak jauh dari kampus mereka. 

"Gitu banget lo makan, kayak tiga hari belum makan lo!" kata Widji.

Naya yang sedari tadi diam dan fokus memakan pizzanya langsung mendelik. Sambil tetap mengunyah Naya langsung menjawab.

"Gi ...laa ... guu...eee ... laper .. ban ...et"

Prilly kemudian menggeleng, berbeda dengan Naya, Prilly mengunyah pizzanya dengan begitu pelan dan anggun.

Widji hanya terkekeh, pemuda berkulit bersih itu lalu kembali melanjutkan memakan pizza ditangannya.

"Gak nyalahin sih Nay, kalau si Daven lebih milih si Sara" kata Widji tiba-tiba mengangkat topik pembicaraan yang sangat Naya benci. "Dari cara makan aja lo udah kalah ama dia"

"Saura dji namanya" kata Prilly.

"Ah iyaa Saura" kata Widji sambil nyengir. "Gue pernah liat tu cewek di gedung Ekonomi, gila parah sih"

Naya lalu memandang Widji dengan penuh ancaman namun sambil tetap mengunyah pizzanya.

"Kayak cewe-cewe di ajang Putri Indonesia gitu deh dia pembawaannya" lanjut Widji, "Kayaknya disetiap langkah kakinya dia anggun banget gitu, cantik berkelas sih dia, bener-bener sempurna sebagai cewe"

Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang