Part 30 (2017)

714 72 17
                                    

Naya memandang ke sekeliling saat dirinya telah sampai dirumah Baskara atau tepatnya di apartement pemuda itu.

Baskara ternyata tinggal di kompleks apartement yang berada tepat dibelakang kampus. Apartement milik Baskara bertipe 2 bedroom, dengan dapur, ruang makan dan ruang tamu yang menyatu. Desain apartement tersebut cukup minimalis dan rapi.

Naya kini tengah duduk di sebuah sofa empuk berwarna abu-abu yang terletak diruang tamu. Ia merasa bersalah mengotori lantai dan sofa karena seragam basket yang masih Ia kenakan penuh dengan tanah dan keringat.

Sementara Baskara yang telah mengendongnya sepanjang kurang lebih 1 kilometer dari kampus, kemudian disepanjang lift yang menuju lantai lima tempat apartementnya berada tampak cukup kelelahan.

Setelah menempatkan Naya di sofa, pemuda itu langsung menuju dapur, mengambil air mineral lalu meneguknya hingga habis.

Suasana hening saat itu, namun Naya tak ingin bicara sepatah katapun.

Baskara berjalan dari dapur menuju ruang tamu dengan membawa air mineral botolan ditangannya. Pemuda itu lalu meletakkan air mineral tersebut dimeja yang terletak dihadapan Naya.

"Minum dulu Nay" Kata Baskara pelan.

Baskara lalu mengeluarkan ponsel miliknya dari kantong celana, kemudian mengisi daya ponsel tersebut di stalker listrik yang berada tepat disebelah sofa tempat Naya duduk.

Naya masih tidak bersuara, namun gadis itu mengambil air mineral yang ditawarkan padanya dan mulai meneguk air tersebut.

Naya tidak menyangka ternyata dia begitu haus, hingga air tersebut sudah habis dalam hitungan detik. Naya lalu meletakkan botol kosong tersebut kembali diatas meja.

Tiba-tiba Baskara duduk disebelah Naya, membuat gadis itu langsung reflek bergeser menjauh, Naya duduk hingga ke ujung sofa agar memiliki jarak yang tidak duduk terlalu dekat dengan Baskara.

Baskara hanya menggeleng melihat tingkah Naya tersebut. Ia lalu menyerahkan ponselnya kepada Naya.

"Nih hape gue" Kata Baskara "Udah lumayan keisi baterenya, bisa lo pake dulu"

Naya lalu mengambil ponsel Baskara tersebut. Ketika menggunakan ponsel Baskara, Naya tanpa sengaja mendapati wallpaper handphone pemuda itu adalah potret seorang gadis yang diambil dari belakang. Gadis itu tampak mengenakan seragam sekolah dengan rambut diikat rapi, wajah gadis itu tidak dapat terlihat dengan jelas sehingga Naya tidak tau itu siapa. 

Entah itu potret artis atau itu memang pacar Baskara yang 'sesungguhnya' Naya tetap tidak peduli, karena yang Ia inginkan adalah secepatnya pergi dari apartement ini.

Dalam hidupnya, Naya hanya hapal tiga nomor telepon, yaitu nomor papanya, nomor Nino dan nomornya Daven. Ketiga orang yang selalu akan menjemput Naya dimanapun gadis itu berada.

Naya tidak mungkin menghubungi papanya, karena papanya baru berangkat perjalanan bisnis kemarin. Naya kemudian menekan nomor handphone Nino dengan penuh rasa kesal. 

Tut tut tut tut

Naya mendengus kesal, dan mencoba menghubungi Nino lagi. Sambil menunggu Nino menjawab, Naya bisa merasakan tatapan Baskara yang berada disebelahnya.

Sejak tiba di apartement ini, Naya amat berusaha untuk tidak bertukar pandang dengan pemuda itu. Karena sejujurnya Ia masih takut pemuda itu akan melakukan hal-hal aneh terhadap dirinya. 

Tut Tut Tut Tut

Sial, Batin Naya dalam hati, entah kenapa Nino tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi hari ini.

Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang