"ehhmmm" Naya berdeham ketika Baskara masih terus menatapnya. Baskara lalu tersadar dan cepat-cepat mengambil sendok yang Ia jatuhkan ke lantai.
"Lo udah selese?" tanya Baskara cepat-cepat.
Naya lalu mengangguk sambil menyelipkan helaian rambut yang menutupi dahinya ke belakang telinga.
"Kaki lo udah gak gemeter kan?" Tanya Baskara lagi.
Naya lalu menggeleng.
"Syukurlah" Kata Baskara pemuda itu lalu meletakkan sebuah cangkir berisi coklat hangat di meja dapur yang berada didekat Naya, "Ini hot chocolate buat lo"
"Hmm ... okay thanks" Kata Naya lalu mengambil cangkir tersebut. Entah kenapa suasana tiba-tiba menjadi sangat canggung saat itu.
"Kalo gitu gue mandi dulu ya" Kata Baskara tampak kikuk, pemuda itu lalu mengambil handuk yang ada digantung disebelah kamar mandi, "Lo duduk aja dulu di sofa, boleh hidupin tv juga, anggep aja rumah sendiri"
Naya lalu melempar senyuman kecil ketika mendengar ucapan Baskara. Namun tanpa disangka wajah pemuda itu tiba-tiba memerah, dan membuat pemuda itu langsung masuk kamar mandi dengan terburu-buru.
Naya lalu menyesap hot chocolate yang ada dicangkirnya. Hangatnya coklat tersebut mengalir ke tenggorokannya, membuat perasaannya lebih nyaman.
Naya lalu berjalan ke ruang tamu sambil membawa cangkir itu ditangannya. Tak lama kemudian terdengar suara shower dihidupkan dan gemericik air dari kamar mandi, menandakan Baskara mungkin sudah mulai mandi.
Sambil menunggu pemuda itu Naya lalu menghidupkan televisi, Ia meletakkan cangkirnya diatas meja ruang tamu. Secara otomatis sebuah episode dari series Peaky Blinders langsung muncul dilayar, sepertinya Baskara terakhir sedang menonton series itu. Latar televisi tampak menampilkan sang tokoh utama series itu, Thomas Shelby yang sedang bernegosiasi dengan lawannya.
Naya hanya tersenyum kecil ketika mengetahui kalau Baskara menonton series yang sama dengannya. Naya sudah menamatkan lima season series itu yang ditontonnya bersama dengan Daven. Didekat televisi Naya juga melihat sebuah gitar diletakkan dengan rapi.
Namun perhatian Naya lalu tertuju kepada sederet album dan vinyl records yang tertata rapi di sebuah rak didekat televisi.
Terdapat vinyl records dari album The 1975, Arctic Monkeys, Cigarettes After Sex, Rolling Stones, Air Supply bahkan Lana Del Rey. Baskara tampaknya banyak memiliki vinyl records dari berbagai genre musik dan artist. Hal ini menunjukkan kalau pemuda itu amat menyukai musik.
Di rak yang sama bahkan terdapat sebuah vinyl player. Naya lalu mengambil piringan hitam dari album band Cigarettes After Sex dan memutarnya di Vinyl Player, Lagu Apocalypse dari band itu lalu terdengar memenuhi ruangan. Suara yang ditimbulkan dari Vinyl Player memang terdengar begitu jernih karena tidak melalui konversi digital yang biasa Naya dengarkan melalui internet.
Wah keren juga ni cowok, Batin Naya yang jujur kagum dengan selera musik bahkan series dari pemuda itu.
Mata Naya kemudian melihat sesuatu yang menarik perhatiannya lagi dirak. Terdapat dua buah kamera analog dipajang diatas rak.
Naya mengenali dua kamera tersebut. Satunya bertipe contax T3 dan satunya lagi Kyocera Slim T. Bahkan Baskara juga penggemar kamera analog. Naya baru saja mulai tertarik dengan dunia kamera analog baru-baru ini, karena menurut Naya ada tantangan untuk setiap pengambilan gambar yang dilakukan melalui kamera analog. Hal itu membuat Naya tertarik untuk mulai menekuni analog.
Apakah ini kebetulan? tapi begitu banyak hal yang bagi Naya sangat keren ternyata ditekuni oleh Baskara.
Seandainya pemuda itu tidak membuat Naya mendapat banyak masalah, mungkin mereka bisa berteman dan mengobrol tentang banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmoveable [END]
RomanceThere is a thin line between love and obsession *** Saura mencintai Baskara dengan segenap hatinya. Segala hal dilakukan Saura untuk menjadi gadis terbaik dan paling sempurna untuk Baskara. Namun di benak pria tersebut, cinta bukanlah untuk mendapat...