Part 53 (2017)

748 78 65
                                    


Halo semuanya
Semoga kalian dalam keadaan sehat selalu 😇

Dikesempatan ini author mau mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian yang udah baca cerita ini 🙇🏻‍♀️

Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian sampai bikin cerita ini mendapat 10 k view dan 1k like seperti sekarang 🤍

Ini bener-bener diluar ekspetasi author soalnya, ada yang mau baca cerita ini aja udah bikin seneng banget 😭

Terima kasih juga buat komen-komen kalian yang selalu bikin author semangat nulis 🤍

Semoga author bisa tetep konsisten ampe cerita Saura-Baskara-Naya ini berakhir sebagaimana mestinya hihi

Yang capek liat hubungan Baskara Naya gak maju-maju 😁
Ditunggu yaa chapter-chapter selanjutnya 😉

Karena jujur paling susah dan paling asik juga sih nulis dialog mereka, haha soalnya kadang takut gak tersampaikan aja chemistry mereka 😅

Jadi akhir kata,
Selamat menikmati chapter 53 ini yaa yang lumayan banyak jumlah katanya ini

***


"Apa lo mau nerima semua perasaan gue ini Nay?"


Mata hitam dan tajam Baskara menatapnya dengan begitu dalam hingga membuat Naya tak sanggup memikirkan apapun selain sosok pemuda itu.

Baskara benar-benar mengkonsumsi pikirannya dan memenuhi hatinya melalui ungkapan perasaan yang dilakukan pemuda itu.

Cara bagaimana Baskara mengatakannya, menciptakan impresi mendalam dihatinya. Terdengar indah karena pemuda itu tidak meminta untuk memilikinya, tapi sebaliknya pemuda itu menginginkan Naya untuk memilikinya.

Terlalu dalam.

Makna yang diutarakan terasa begitu dalam bagi Naya.

Hingga membuatnya masih tak percaya bahwa Baskara begitu menyukainya.

"Sorry kalo lo ngerasa gak nyaman karena gue ngomong kaya gini" Kata Baskara pelan.

Kini tampak sedikit penyesalan disorot mata pemuda itu. Sepertinya reaksi Naya yang masih terdiam tanpa bicara sepatah katapun membuat pemuda itu menyimpulkan bahwa apa yang telah dikatakannya merupakan sebuah kesalahan besar.

"Lo bisa lupain apa yang gue bilang tadi ... " Ucap Baskara pahit.

Pemuda itu lalu mengalihkan pandangannya dari Naya.

Ketika mata gelap itu tak lagi menatapnya, Naya langsung gelagapan.  Napasnya tertahan. Otaknya berputar memikirkan bagaimana Ia harus merespon apa yang Baskara katakan.


Ia bingung.

Ia bingung sekali harus bagaimana?


Naya tau betul apa yang Ia rasakan kepada Baskara. Perasaan tersebut terasa begitu nyata hingga sulit untuk Ia bantah. Tak bisa lagi Ia membohongi diri sendiri, jika seluruh tubuhnya selalu bereaksi seperti ini ketika Baskara berada didekatnya.

Tapi ...

Saat ini Ia merasa tak pantas untuk menerima perasaan setulus ini dari Baskara. Beberapa jam lalu, Daven baru saja menyatakan perasaannya dan juga menciumnya. Ia bahkan belum menuntaskan urusannya dengan Daven. Jujur Ia juga merasa bersalah membiarkan Daven menciumnya. Hal itu seperti telah melakukan hal yang begitu jahat kepada Baskara.

Unmoveable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang