ALDEJUNE 09

18 9 1
                                    

🌱🌱🌱

"Gila lo? "

Teriakan Jenna berhenti saat di dengarnya suara lain dari belakang tubuhnya. Gadis itu berbalik & mendapati dua seniornya tengah menatapnya remeh.

Perasaannya mulai tak enak.

"Hai, kesayangannya Dejun. " Sapa Grace dengan senyum menyebalkan.

Jenna mendengus. "Hai juga, pacarnya kak Jun. "

"Pacar? Oh, lo ketinggalan info, ya? Biar gue kasih tahu. Dejun udah gue buang. Gue udah putus sama dia. "

Jenna sedikit kaget, namun ia berhasil menetralkan ekspresi wajahnya.

"Oh, ya? Syukur, deh. Jadi, kak Jun nggak lama-lama ditempelin jin centil. "

"Apa lo bilang?! " Emosi Grace tersulut. Namun, Cindy yang berdiri disampingnya segera memberi kode, mengisyaratkan agar Grace ingat dengan rencana mereka.

"Gue? Emang tadi gue bilang apa? Lo tersinggung? " Jenna bersendekap, merasa menang saat melihat Grace hampir meledak.

"Sekarang! " Seru Cindy tiba-tiba.

Grace yang mengerti langsung menjatuhkan dirinya dilantai & mengerang kesakitan.

Sedangkan Jenna yang bingung hanya diam, menatap aneh Grace yang memegangi perutnya. Ia baru menyadari ada bekas alas sepatu diseragam Grace, tepat dibagian lambungnya.

"Lo apa-apaan, sialan?! " Cindy mendorong kasar bahu Jenna.

"GRACE! "

Teriakan itu menginstruksi Jenna & Cindy untuk menoleh ke arah yang sama. Dari arah koridor utama, Pinkan berlari menghampiri Grace yang masih meringkuk dilantai. Disusul Cindy yang membantu Grace berdiri.

Jenna terdiam menatap orang lain yang datang bersama Pinkan.

Melvin Aldejune.

"Jun, urus noh partner kesayangan lo! Kasih tau dia, ini tuh sekolah! Bukan tempat silat! Jadi jangan nendang anak orang sembarangan! " Sungut Cindy.

"Iya. Awas aja kalau sampai Grace kenapa-napa. Kita tuntut lo di jalur hukum. " Tambah Pinkan menatap Jenna sengit.

"Udah. Ayo pulang. Sakit banget perut gue. " Ucap Grace lirih.

Ketiga gadis itupun pergi.

Kini tinggallah Jenna & Aldejune. Keduanya masih enggan membuka suara.

Bagi Jenna, tak ada niat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Karena ia tahu, Aldejune pasti lebih percaya dengan apa yang ia lihat.

Entah bagaimana perasaan Aldejune sekarang. Jenna tidak bisa menerka dari sorot dingin laki-laki itu yang terasa lebih menusuk dari sebelumnya.

"Lo disekolahin bukan buat jadi preman. "

🌱🌱🌱

Jenna pov_

"Lo disekolahin bukan buat jadi preman. "

'Deg'

Kok sakit, ya?

Gue mengulum bibir & membuang nafas berat berharap sesak di dada gue ikut berkurang.

Gue mencoba menatap kak Jun yang berdiri tiga meter di depan gue. Gue tersenyum.

"Aku tahu. Dan kakak disekolahin bukan buat menghakimi tanpa tahu fakta. "

ALDEJUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang