Pagi yang cerah dengan burung-burung yang menyapa riang dan mentari yang siap menghangatkan embun. Awan kapas yang mengawang di bawah langit biru bagai dunia Teletubbies. Waktu yang sangat tepat untuk mengucapkan good morning pada rumput yang bergoyang.
Tapi tidak untuk spesies macam Jenna.Minggu pagi dengan ciri-ciri diatas adalah quality timenya dengan guling. Selepas sholat subuh tadi, Jenna kembali memakai baju tidurnya. Baby doll warna biru itu menjadi fashion stylenya akhir pekan ini. Alasan gadis itu tetap bertahan di atas kasurnya adalah pagi ini terlalu indah untuk Jenna yang malas mandi.
Ya, gadis rembes itu tidak mandi subuh. Jadwal mandinya nanti, menunggu tubuhnya gerah. Jadi kemungkinan besar Jenna tidak akan mandi seharian. Karena rata-rata ruangan di rumah tante Lidya ber-AC, sedangkan yang Jenna lakukan hanya rebahan dan bernafas. Jadi, siapapun tolong jelaskan bagaimana tubuh Jenna bisa memproduksi keringat?
"~Aku punya pacar ganteng..
Kuberi nama Jaehyun..
Dia baik setia dan so sweet..
Sayang cinta padaku..
Jaehyun! Sayangku!
Jaehyun! jodohku!
Ayo kawin lari..~"
(Nada lagu Helli gukgukguk 🐶)Pembajakan lirik oleh oknum yang mengaku mirip Ju Jing Yi itu benar-benar memekakkan telinga.
"Wahh.. Gue ternyata punya bakat jadi maestro. Ckckck, hebat hebat. " Kesombongan Jenna yang tidak berdasar.
Benar-benar gambaran generasi muda beban keluarga.
Tok tok tok
"Non.. "
Terdengar suara Bi Arum, ART pilihan Revan untuk menemani Jenna selama ia KKN dan tante Lidya di Jogja.
"Iya, Bi.. " Jenna menyahut dari dalam.
"Sarapan, Non. Bibi mau ke supermarket dulu. "
"Siap! Hati-hati, Bi Yummy.. "
Tak sabar dengan menu pagi ini, Jenna segera bangkit dari ke-unfaedah-an menuju faedah yang lebih berguna.
"Demi makanan Bi Yummy, gue rela nggak jadi kawin lari sama lo, Jaehyun. " Jenna menatap sengit Jung Jaehyun yang tersenyum dilayar ponselnya.
Cuma foto guyss.. Bukan VC😋
"Tapi kalau abis makan, ntar kita lanjut lagi larinya. Oke? "
Dengan senyum konyolnya, Jenna keluar kamar menuju ruang makan untuk memenuhi hak cacing-cacing di perutnya.
Malas-malasan juga butuh energi, kan? 😌
Dan kebetulan saat kakinya menapak lantai ruang tamu, bel rumah berbunyi.
Jenna mendengus. Terpaksa ia menyeret langkahnya menuju pintu depan. Alis gadis dengan rambut yang dicepol asal itu mengernyit. Matanya menangkap seseorang berdiri membelakanginya.
"Ada paket, kah? "
Entah apa yang gadis itu fikirkan saat menanyakan hal itu pada seseorang yang dari punggungnya saja sudah terlihat berkelas.
Menurut kalian saja, apa ada kang paket yang bekerja dengan kemeja putih, celana kain hitam, dan sepatu pantofel?
Perlahan sosok itu berbalik. Jenna yang awalnya setengah hati menerima kehadiran sang tamu, kini jantungnya bagai ditendang keluar tulang rusuk.
"Miss me? "
Bagai adegan di film-film, lelaki berkemeja putih itu merentangkan kedua tangannya, memberi isyarat tubuhnya siap dipeluk.
"Bang Jeff! " Jenna menubruk dada bidang Jeffan. Sosok yang selalu membuatnya merasa bersalah.
"Aku kangen banget sa_sama abang.. "