"Kenapa, kak? " Tanya Jenna begitu pantatnya mendarat disofa ruang ketos SMA Pahlawan 05 ini.
Kun berdehem. "Sejak di perpus tadi, gue lihat muka lo udah kayak orang nahan boker. "
Jenna mencebik. 'Nggak ada perumpamaan yang bagusan dikit apa? Harus banget ya pake boker? '
"Lo lagi nahan rasa penasaran lo, kan? "
Jenna diam tak menjawab, membuat Kun tersenyum miring.
"Kenapa lo tahan? Kenapa nggak tanya langsung ke gue? "
Gadis itu menggigit bibir bawahnya ragu. "Abisnya kak Jun bilang kalau aku tanya kabar dia ke siapapun, nggak ada gunanya. Nggak akan ada yang tahu dia kenapa atau pergi kemana. "
"Kapan Ajun ngomong gitu? "
"Kemarin waktu di rooftop. "
Kun tersenyum kecil. Sepenting itu Jenna untuk Aldejune sampai-sampai ia menyempatkan pamit sebelum menghilang seperti ini. Bahkan, Kun, yang notabenenya adalah sahabat Aldejune pun tak pernah menerima salam perpisahan sebelumnya.
"Kakak tahu kak Jun kemana? " Tanya Jenna tiba-tiba.
Kun menggeleng membuat bahu Jenna melemas kecewa.
"Tapi gue ada sesuatu yang pengen gue tunjukin ke lo. "
Kun beranjak mengambil sesuatu di dalam lacinya dan menunjukkannya pada Jenna.
"Absen? Kakak nyuruh aku ngerekap absen?! " Jenna mulai was-was. Pikirannya sudah suntuk, kenapa malah diperkeruh dengan merekap absensi harian?
"Tenang, gue tahu otak lo lagi nggak beres. Lagian ini tugasnya sekertaris, bukan bendahara. "
Andai mood Jenna dalam kondisi baik, ia akan mengorek informasi tentang apa yang sudah terjadi pada Kun. Kenapa cara bicaranya jadi terkontaminasi semacam kuman? Menyebalkan.
Kun mulai membuka beberapa halaman yang telah ia tandai.
"Lihat ini. " Ucapnya sembari menunjuk nama 'Melvin Aldejune' lantas menarik jarinya sampai ke kolom dengan tulisan 'i' yang berderet hingga 6 kolom berikutnya.
"Bulan agustus kelas 10, Ajun nggak masuk mulai tanggal 6 sampai 11. " Jelas Kun kemudian membuka halaman berikutnya.
"September, 7 sampai 13. "
Jenna memperhatikan dengan seksama apa yang Kun sampaikan.
"Oktober, 5 sampai 11."
Kun terus membolak-balik absensi kelas Aldejune mulai ia kelas 10 sampai 11.
"Dan ini yang terakhir, hari ini, agustus tanggal 5 dan gak tahu dia bakal masuk lagi tanggal berapa. " Kun menyandarkan punggungnya. Matanya terfokus pada Jenna yang menatap buku absensi dengan pandangan kosong.
"Apa kesimpulan yang bisa lo tangkep? "
Pertanyaan Kun membuat Jenna menoleh. Matanya memancarkan sorot kekhawatiran dan kebingungan. Kun yang memahami ketakutan Jenna pun mengelus pundak gadis itu, mencoba menenangkan.
"Kak Jun selalu nggak masuk antara tanggal 4 sampai 15 setiap bulannya. " Gumam Jenna.
"Dan asal lo tahu, Ajun bakal berkali-kali lipat lebih cuek dari sebelumnya. Bahkan dulu, waktu kelas 10 sampai pertengahan kelas 11, tiap abis menghilang kayak gini, dia bakal dijuluki 'grim reaper' karena selalu pakai hoodie warna hitam dan tudungnya nggak pernah dibuka. "
"Kenapa? "
Kun mengangkat bahunya. "Nggak ada yang tahu kenapa Ajun kayak gitu. Tapi, lama kelamaan, dia bakalan normal lagi kayak biasanya. "