ALDEJUNE 24

13 7 0
                                    

Aldejune menatap datar gadis dihadapannya. Beberapa hari menghilang, kenapa malah mendapat kejutan menyebalkan seperti ini?

Aldejune menggeram rendah, merasa takdir tengah mempermainkannya. Saat ia telah menemukan Jenna, kenapa gadis ini kembali? Walau Aldejune tak peduli, tapi fakta menertawakannya, karena nyatanya, mereka terikat.

Ah, bukan. Lebih tepatnya, Aldejune yang mengikat dirinya dalam zona khusus dengan gadis yang baru-baru ini menjadi siswi baru di SMA Pahlawan 05.

Fradhea Carissa Hans.

"Nggak nyangka aku bisa ketemu lagi sama kamu. "

Aldejune tak menanggapi ucapan gadis itu.

"Kita sekelas lagi kayak dulu. "

"Bokap lo yang minta. "

Ingat saat Papa Bagas menitipkan anak temannya pada Aldejune? Ya, Fradhea ini orangnya.

"Iya iya.. Ck, padahal aku udah bangun image baik dengan pake aku-kamu. Tapi yang namanya Melvin Aldejune, ya nggak mungkin peka. " Gerutunya.

Aldejune tahu, Dhea menjadi pribadi yang lebih baik dari terakhir kali mereka bertemu.

"Bokap lo nyusahin. " Aldejune blak-blakan.

"Sebenernya, sih.. Bukan Papa yang nyusahin. Tapi, aku yang mintanya aneh-aneh. Biarin, pengen ngerjain kamu. " Ejek Dhea.

Aldejune terkekeh.

Dan saat itu pula, matanya bertemu pandang dengan Jenna. Seketika sudut bibir Aldejune turun menyadari sorot kecewa gadisnya. Ada rasa tak nyaman dalam hati laki-laki itu.

Bagaimana Jenna tidak kecewa? Setelah ia menunggu Aldejune kembali dengan segala kesabarannya karena tidak ada kabar sama sekali dari kekasihnya itu.

Kini, hari pertama Aldejune menampakkan eksistensinya, laki-laki itu malah terlihat tengah bergurau dengan perempuan lain.

Aldejune terdiam memandang Jenna dari jauh. Ada sesuatu yang meletup-letup dalam dirinya. Ingin sekali Aldejune berlari dan memeluk Jenna, menyalurkan rindu yang beberapa hari ini ia tanggung sendiri. Tapi entah mengapa tubuhnya menolak bergerak dan tetap anteng. Dhea yang berdiri didepan Aldejune menoleh kebelakang.

"Hai, Jenna! " Sapanya.

Jenna membalas dengan senyuman cerah. Gadis itu benar-benar lihai menyembunyikan kesedihannya.

"Hai, kak Dhea. " Jenna mendekat.

"Hai, kak Jun. "

Formalitas cuy..

Aldejune tak menjawab. Ia terpaku dengan fake smile Jenna. Matanya menatap dalam menyelami mata bulat Jenna.

Yang ditatap merasa tak nyaman. Gadis dengan sebuah paperbag ditangannya itu buru-buru mengalihkan pandangannya dari Aldejune.

"Kak Dhea sekelas sama kak Jun? "

Dhea mengangguk. "Iya, kita sekelas. Eh, kamu kalo disini dipanggil Aldejune? " Dhea beralih pada Aldejune yang hanya diam.

"Emang kak Dhea manggilnya apa? "

"Melvin."

Jenna manggut-manggut.

"BTW, kamu deket sama Melvin? "

Lewat ekor matanya, Jenna bisa melihat Aldejune yang tak mengalihkan pandangan sedikitpun darinya.

"I_iya. Kita partner_"

"Partner berbagi perasaan. "

Jenna tersipu dalam diam. Ia tak menyangka Aldejune bisa mengatakan hal seperti itu di depan orang lain.

ALDEJUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang