Ketenangannya terusik. Gadis itu menggeliat pelan saat telinganya menangkapbegitu banyak suara disekitarnya.
'Berisik banget.' Gerutunya dalam hati.Namun, sesaat kemudian, keheningan menerpa.
Jenna yang dalam kondisi setengah sadar pun mulai kehilangan nyawanya lagi.
'Tuk tuk tuk'
Ketukan dimeja yang diiringi tendangan-tendangan kecil dikakinya membuat Jenna benar-benar ingin mendamprat si pengganggu.
Pasalnya, gadis itu benar-benar mengantuk setelah semalaman begadang menjaga Revan yang sedang sakit.
Dan sekarang ia ingin memanfaatkan jam kosong seperti ini dengan semaksimal mungkin untuk mengistirahatkan kedua matanya.
Tapi, yang ia dapatkan sekarang? Gangguan-gangguan menyebalkan dari si oknum kurang ajar.
Jenna menarik nafas dalam, lantas menyiapkan ekspresi semenyeramkan mungkin dengan lirikan maut dan wajah flat.
Gadis itu mendongak dan...
"Morning."
Bagai sebongkah bara api ditengah hamparan salju. Padamlah emosi gadis itu saat pandangannya diguyur senyum lembut lelaki yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu.
"Lo ngapain disini? " Tanya Jenna bingung.
Kun hanya mengendikkan bahu dan berlalu menuju rekan-rekannya yang sekarang menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"Mereka mau ngapain sih? " Jenna menyenggol lengan Yuqi.
"Lo kok bisa kenal sama kak Kun? "
Jenna berdecak. Bukannya menjawab, sahabatnya itu malah balik bertanya.
"Jawab pertanyaan gue dulu, Juminten. "
"Ck. Ntar juga lo tahu sendiri. Sekarang, kasih tahu gue, gimana ceritanya lo bisa kenal sama kak Kun? "
"Ada dehh.. Kepo ya, lo? "
"Ini gue penasaran banget, ya Allah.. Gemes gue! "
"Emang kenapa, sih? Lo mau gebet dia? Inget Lucas, Qi. " Jenna geleng-geleng kepala. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu.
"Eh? Kok lo manggilnya kak Kun, sih? Dia abang lo? "
"Andai, ya, dia abang gue. Tapi nyatanya, kita cuma sebatas senior dan junior. "
"K_Kun senior kita?! "
"Baru tahu lo? "
Jenna mengangguk seperti orang dungu.
"Jangan-jangan, lo juga gak tahu kalo kak Kun itu ketos kita. "
"WHAT?! " Mata Jenna membulat sempurna. Ia menatap Kun yang berdiri didepan.
Dan laki-laki itu tersenyum.
'Mampus! '
🌱🌱🌱
"AAA.. Gue malu banget ya Allah.. "
Yuqi hanya merolling eyes malas. Mendengar rengekan Jenna sejak anak OSIS keluar dari kelasnya sampai sekarang keduanya duduk manis dibangku kantin benar-benar membuat telinganya panas.
"Mau ditaroh mana muka cantik gue coba.. " Jenna menelungkupkan wajahnya di atas meja di samping mangkuk baksonya yang masih utuh belum tersentuh.