ALDEJUNE 39

18 4 0
                                    

Hari itu Jenna gagal bertemu dengan mama mertua gegara telepon dari Revan yang marah-marah karena kepulangannya tidak disambut. Alhasil, Jenna tergopoh pulang diantar Aldejune dan Viola yang tak mau ketinggalan. Sebenarnya Revan hanya pura-pura merajuk saat tak melihat eksistensi sang adik begitu dirinya menginjakkan kaki di rumah sore itu. Jadi, Revan langsung mendial nomor Jenna, marah-marah, sok ngambek, hingga membuat gadis yang lebih muda 5 tahun darinya itu pontang panting membujuknya.

📨:Mas Utomo
|Jd ktmu mmy?

"Kebiasaan banget deh, chat disingkat-singkat. Apa jangan-jangan, kak Jun pake keyboard yang disabilitas? Makanya nggak ada huruf vokalnya. " Gerutu Jenna diakhir sarapan paginya.

Nana:📨
Jadi dong😉|

"Duh! Gue ngetik aja gemeter. "

Jenna menunggu balasan chat dari kekasihnya sembari menilik kamar Revan yang masih tertutup rapat di jam 08.30 ini. Meninggalkan piring bekas sarapannya begitu saja di wastafel, kaki jenjangnya membawa Jenna naik ke lantai dua menuju kamar Revan dan tanpa permisi masuk seakan tak ada privasi di kamar kakak laki-lakinya itu.

"Mentang-mentang abis KKN, jam segini masih molor! Barang-barangnya juga! Astagfirullah.. Abang ku.. Kapan Indonesia mau maju kalo mahasiswanya aja remaja jompo kayak gini? "

Dalam mimpinya, Revan dijewer ibu RA Kartini. Ia melenguh merasa terusik karena suara gaduh yang Jenna timbulkan. Adiknya itu berjalan kesana kemari, meletakkan ini itu, di sini di sana, pilah ini pilah itu, dengan bibir yang terus bergerak cepat seperti seismograph saat mengukur kekuatan gempa.

"Abang, bangun! Sarapan dulu, eh? Mandi dulu kali ya? Abang! " Jenna menepuk-nepuk pipi Revan yang tidur tanpa atasan alias shirtless. Mungkin yang nggak biasa lihat pemandangan segar kayak gini bakal mimisan karena tubuh Revan yang emang aduhai. Tapi, berhubung ini Zhafira Jae Nazwa yang nggak gampang goyah, maka yang terjadi adalah_

"BANGUN, ABANG! REPANGGA JAE RAPLIII!! " Heboh Jenna sambil lompat-lompatan diatas kasur Revan.

"TAK BANGUN? KU TENDANG BU_"

'Bugh! '

Jenna jatuh dalam pelukan Revan. Eaakk😃

"Ngomong apa, hm? " Tanya Revan dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Mata besarnya pun seakan masih enggan terbuka.

"Bangun abangku sayang.. Mandi, abis itu sarapan. Yang giat dong! Masa habis KKN bukannya lebih semangat, malah jadi beban keluarga kaya gini? "

'Ngomong mulu ni bocil. Belum tahu aja dia rasanya KKN gimana. ' Batin Revan meracau.

"Mau kemana? Tumben weekend gini kamu hidup. " Revan yang hafal kebiasaan akhir pekan adiknya itu merasa ada yang janggal.

Jenna beringsut memperbaiki posisi tidurnya disamping Revan. Lengan sang kakak menelusup dibawah kepala Jenna untuk dijadikan bantal. Tenang.. Revan tetap wangi walau belum mandi.

"Mau main ke rumah kak Jun. Bolehkan, bang? "

Revan tampak mengingat sesuatu. "Pacar kamu? "

Kepala Jenna mengangguk. Tangannya beralih memeluk Revan dari samping. Mode manjanya mulai 'on'
"Boleh ya? "

Author jadi pengen punya abang 🙄

"Dijemput? " Revan memastikan, mengingat Jenna yang tidak biasa menyetir kendaraan bermotor.

"Iya. "

"Jam berapa? "

Tangan Jenna terulur untuk meraih ponsel yang tadi ia letakkan di nakas. Matanya membulat saat membaca chat dari Aldejune yang masuk sekitar 15 menit yang lalu.

ALDEJUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang