ALDEJUNE 34

14 5 1
                                    

Manusia diciptakan memiliki rasa bosan, lelah, dan egois. Jadi, bukan hal tabu dalam suatu hubungan ada masa dimana kita saling diam dan menjauh. Retak, lantas merenggang berjarak. Tidak perlu berpisah untuk menuruti ego sesaat.

Sekiranya itulah yang Jenna coba pertahankan sekarang. Ia yakin Aldejune punya penjelasan atas sikap tak wajarnya beberapa hari yang lalu. Semua hanya butuh waktu. Jenna juga lose contact dengan Aldejune. Mungkin sedikit egois, tapi Jenna ingin Aldejune yang mendatanginya untuk minta maaf. Setidaknya Aldejune punya kesadaran akan kesalahannya.

Tapi bukan Jenna namanya kalau hanya diam menunggu. Walau covernya tenang dan lebih pendiam, asli dalamnya kepo parah dan uring-uringan. Semua orang bisa menjadi samsak kekesalannya yang sering datang dan pergi tanpa izin.

"Kayak jelangkung lo, Na. Datang tak diundang, pulang tak diantar. " Cibir Echan saat Jenna tiba-tiba memaksa ikut ToD-an. Yang awalnya hanya berisi para pejantan kini harus terkontaminasi oleh beberapa betina yang mengekori Jenna mengikuti permainan itu.

"Iya lah.. Gue pulangnya naik sepeda, Bambank. Nggak perlu dianter. " Balas Jenna. Gadis itu duduk diantara Lucas dan Yuqi, katanya biar nggak terjadi persekongkolan antara 2 pihak yang bisa merugikan pemain lain.

"Yang muter, yang ngasih pertanyaan. Dimulai dari gue, abis itu Yuqi, Jenna, terus muter kekanan. " Jelas Juan. Semua pemain mengangguk setuju, kecuali Raichan~nama asli Echan, yang karena terlalu bagus dan nggak cocok sama tingkah petakilannya, temen-temennya nggak ada yang mau manggil dia Raichan~ yang mengeluh karena duduk tepat di sebelah kiri Juan, itu artinya ia akan mendapat giliran terakhir. Jadi urutan mainnya Juan, Yuqi, Jenna, Lucas, Daisy, Mahen, Hendery, Daffa, Metta, Vero, Senja, Echan.

Botol aqua yang tutupnya hilang entah ke mana itupun diputar. Cepat, melambat, lantas berhenti tepat ke arah...

"Hendery!"

Yang disoraki berdecak sebal.

"Gue saranin lo pilih dare kalo emang lo laki. " Tantang Juan.

"Emang kapan gue nggak laki?"

Juan mengendikkan bahunya. "Waktu cinta pertama lo meninggal, lo nangis kejer 7 hari 7 malam, nggak makan 40 hari, ngurung diri 100 hari_"

"Nggak segitunya juga, sat! "

"Tapi lo nangis, kan? "

Hendery terdiam. Sekilas laki-laki itu menatap Jenna yang juga balas menatapnya, hatinya berdesir.

"Wajar karena gue belum ikhlas. Sekarang? Fine-fine aja, kan? "

Mendengar pembelaan Hendery, Juan menjangkau puncak kepala laki-laki yang duduk tepat disebrangnya itu, lantas mengelusnya brutal menggunakan botol air mineral.

"Gitu dong.. Gue tau lo bisa. "

"Asu! " Hendery menjauhkan kepalanya dari jangkauan Juan.

"Ini sesi apaan sih, anjir?! " Protes Echan.

"Juan Teguh, jalan sesat. Kayak acara di tipi-tipi gitu. "

"Udah, gece, turut or dare? " Tanya Lucas tak sabar.

"Dare. "

Juan tersenyum devil mendengar jawaban Hendery. "Ok, dare buat lo, jadi cowoknya Jenna selama satu bulan. "

Jenna melotot tak terima. "Eh, Juan bego! Gue udah ada pacar beneran kali! "

"Ini dare, Jenna geblek. Nggak ada hubungannya sama kehidupan nyata lo. Itu kalo lo nggak baper. " Ejek Juan membuat Jenna merengut sebal.

"Tenang aja, Na. Gue tipe-tipe boyfriendable banget kok. Lo pasti nyaman. "

Jenna berlagak muntah.

"Gimana, Der? " Juan memastikan.

ALDEJUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang