"Melvin. "
Suara bariton itu memaksa Aldejune untuk mengangkat pandangan dari sarapannya pagi ini. "Iya, pa? "
"Anaknya temen papa ada yang mau pindah ke sekolah kamu. Dia minta satu kelas sama kamu. "
"Kenapa gitu? "
"Dia masih baru, nggak kenal siapa-siapa di sana. "
"Dia juga nggak kenal aku. "
Papa Bagas berdecak kesal karena tingkah putranya. "Kamu itu, kelihatan banget nolaknya. "
"Itu papa tahu. "
"Nggak ada nolak-nolak. Dia juga minta temenin kamu keliling pengenalan sekolah. "
"Itu tugasnya Kun. "
"Terserah. Papa nggak mau tahu, pokoknya kamu harus temenin dia. Lagi pula, kamu udah lama nggak ketemu dia. "
Gerakan Aldejune terhenti. "Siapa? "
"Ada deh.. "
Aldejune berdecak. Papanya ini apa-apaan coba?
"Kapan pindahnya? "
"Belum tahu. Mungkin deket-deket ini. "
Aldejune diam tak menimpali ucapan papanya dan kembali fokus dengan menu sarapan buatan sang mama. Setelah selesai pun ia langsung berangkat kesekolah menggunakan mobil.
Selama perjalanan, tak ada yang Aldejune pikirkan. Keadaan sunyi di dalam mobil pun semakin membuatnya tenang berkendara.
Sampai sesuatu menarik perhatiannya tepat saat semua kendaraan berhenti karena lampu lalu lintas berubah warna. Seseorang di jalur sepeda juga berhenti di samping mobil di depan mobil Aldejune.
Laki-laki itu tersenyum kecil saat melihat gadis dengan rambut yang selalu tergerai berkaca pada mobil disebelahnya untuk merapikan penampilan.
Gadis cantik itu dan rahasia yang ia bawa.
Aldejune menghembuskan nafasnya berat. Ia merindukan seseorang yang tak mungkin di tamunya lagi. Dan rasa sesak itu semakin mencekik saat Aldejune dipertemukan kembali dengan gadis masa lalunya. Sedih dan senang di waktu yang bersamaan.
Aldejune sampai disekolah lebih dulu. Ia tak keluar dari mobil sampai gadisnya datang. Tak lama, gadis itu terlihat memasuki gerbang dengan sepedanya. Memarkir rapi di tempat yang sudah disediakan, lantas berjalan sendirian menuju area kelasnya.
Aldejune keluar dari mobil dan menjajari langkah Jenna.
"Kak Jun?! " Gadis itu kaget dengan ekspresi yang berlebihan. "Ngapain disini? "
Jenna berhenti membuat Aldejune berbalik menatapnya.
"Sekolah. "
Tak salah bukan?
"Ya maksudnya.. Kelas kita kan beda arah. "
"Terus? "
"Ya terus, kakak ngapain lewat sini? "
"Mau nganterin kamu ke kelas kayak kemarin. "
Mata Jenna mengerjap bodoh. "Kamu? Kak Jun barusan panggil aku kamu? "
Aldejune mengangguk. "Iya, kamu, pacar aku. "
Bibir Jenna berkedut menahan senyum. Gadis bar-bar itu sedang tersipu malu rupanya.
'Emang beda ya rasanya kalo udah aku-kamu an. ' Batin Jenna ngefly.
"Kak Jun, aku baper banget sumpah. " Jenna mendramatisir keadaan.