🌱🌱🌱
Author pov_
"Siapa yang bikin lo kayak gini? "
Jenna terdiam mendengar pertanyaan Aldejune yang sarat akan amarah yang coba ia redam. Penuh penekanan.
Bingung. Entah Jenna harus menjawab apa. Kalau ia jujur, ia takut Aldejune akan melakukan yang tidak-tidak. Walau ia yakin laki-laki itu tak mungkin menyakiti Grace secara fisik, namun Aldejune selalu bisa membuat jera siapapun yang mengusik ketenangannya.
'Ciiittt'
Jenna kaget. Kepalanya hampir membentur dashboard mobil saat Aldejune berhenti mendadak. Bukan ditengah jalan, melainkan didepan rumah Jenna yang bahkan tdk disadari oleh gadis itu.
Keduanya terdiam. Sampai Aldejune buka suara.
"Siapa yang celakain lo? "
"Emm.. Bu_bukan siapa-siapa, kak. Udahlah, nggak usah dibahas. Nggak penting. Hehehe. "
Mengelak. Hanya itu yang bisa Jenna lakukan.
"Gue tanya. Siapa yang lakuin semua ini sama lo? "
Jenna gelagapan. Aldejune benar-benar tak terbantahkan.
"Ja_jangan bahas ini sekarang ya, kak. Aku ngantuk banget. Pengen bobo. "
Cekalan Aldejune pada kemudi mengerat.
"Jawab. "
Jenna menelan ludahnya susah payah. Ia dan Aldejune masih dalam posisi awal. Duduk menghadap kedepan tanpa saling bertatap muka. Jenna menunduk merasakan hawa intimidasi yang begitu kentara menguar dari Aldejune.
"Bukan, buk_"
"GUE CUMA NYURUH LO SEBUT SATU NAMA. KENAPA SUSAH BANGET, HAH?! "
Jenna tersentak. Ia tak menyangka Aldejune akan semarah ini.
Laki-laki itu lepas kendali. Ia tahu ia salah. Melampiaskan amarahnya pada Jenna bukanlah keinginannya. Tapi, entahlah. Sudah terlanjur.
Aldejune menoleh dan mendapati Jenna dengan tubuh bergetar dan kedua tangan yang saling meremas seperti tengah ketakutan.
Aldejune mengusap wajahnya kasar.
"Sorry. Gue nggak bermaksud bentak lo. " Ucapnya yang tak mendapatkan respon apapun dari Jenna yang tengah berusaha mengatur nafasnya yang tiba-tiba sesak.
"Lihat gue. " Perintah Aldejune.
Jenna menggeleng takut. Telinga kelinci yang menjuntai kedepan bergoyang lucu bersama helaian rambut gadis itu yang tergerai melewati samping wajahnya. Menghalangi pandangan Aldejune yang menyorotnya dari samping.
Laki-laki itu berdecak gemas. Kemudian memutar tubuh Jenna untuk menghadapnya.
"Look me. "
Meskipun ragu, Jenna tetap melakukan apa yang Aldejune pinta. Gadis bermata bulat itu mendongak menatap manik lawan. Seketika hatinya menghangat mendapati sorot lembut yang ia rindukan selama ini menghiasi mata Aldejune. Ia bisa merasakan jemari laki-laki itu yang bergerak merapikan rambut serta telinga kelinci yang menutupi sebagian wajahnya dan menyibaknya kesamping.
'Bener-bener kayak anak kelinci yang kehilangan induknya. Pengen gue terkam sekarang kalo boleh. ' Batin srigala.
"Gue cuma tanya. Siapa yang udah celakain lo? Lo gak perlu khawatir, gue nggak bakal bales perbuatannya kalo lo nggak ngizinin. Gue cuma pengen dia minta maaf dan nggak ngulangin hal kayak gini lagi. Lo bisa percaya sama gue. " Pungkas Aldejune meyakinkan.