Ketika kebanyakan orang menyiram tanaman di pagi hari, spesies langka bermarga 'Jae' ini memberi siraman jasmani penduduk taman depan rumahnya saat matahari pun sudah malas melihat dirinya yang belum mandi.
Terwujud. Ekspektasi Jenna untuk tidak mandi sampai siang pun menjadi kenyataan. Bahkan saat awan hitam siap mengguyur bumi dengan ganasnya, ia masih setia mengarahkan selang air, menjangkau apapun yang ia bisa, tak terkecuali pohon mangga yang tumbuh di luar pagar rumahnya.
"WOY! APAAN, NIH?! "
'Mampus! Kena orang. '
Jenna yang sadar teriakan itu berasal dari luar pagar pun segera berlari keluar menghampiri si korban tanpa mematikan kran air.
Dibawah pohon mangga, gadis itu melihat bapak-bapak gempal dengan seekor anjing bulldog di sampingnya.
"Eh! Kamu ya yang nyiram saya? Sini kamu! "
Jenna menelan ludahnya sebelum berjalan tergopoh-gopoh menghampiri si bapak.
"Lihat ini! Baju saya basah! Rambut juga basah! Anak saya juga kamu bikin basah! "
'Anak? ' Jenna melirik anjing bulldog yang hanya diam menatap Jenna sekilas tanpa minat.
'Anjir! Ngeselin banget mukanya! ' Batin Jenna emosi. Tanpa sadar, matanya melotot ganas.
"Kenapa melototin anak saya?! Minta di colok itu mata kamu?!"
Jenna gelagapan. "Nggak Pak, maaf. "
"Pak pak, emang saya bapak kamu? Panggil saya 'om'. "
Jiwa Jenna muntah secara tak kasat mata. Namun karena ia mengaku salah, kepalanya tetap mengangguk mengiyakan.
"Maaf, Om. Saya benar-benar nggak sengaja. "
"Kalau saya masuk angin gimana?! "
'Angin aja ogah masukin bapak. ' Lagi lagi Jenna membatin.
"Kalau ditanya tuh dijawab! Jangan diem aja! Bisu kamu?! "
'Ih, marah-marah mulu, anjir! '
Jenna merogoh saku baby dollnya dan menemukan uang recehan 1000 perak, kembalian ia membeli pentol yang kebetulan lewat tadi.
Dahi keriput si bapak berkerut dalam saat Jenna menyodorkan pecahan 1000 perak itu.
"Maksud kamu apa? " Tanyanya.
Jenna tersenyum manis. "Tadi kan Om minta saya tanggung jawablah. Ini, saya kasih buat Om pakai kerokan ntar malem. "
Si lelaki tua merampas kasar koin itu dari tangan Jenna.
"Kamu nyogok saya pakai ini?! Nggak sopan banget kamu sama yang tua. "
Si bapak mengantongi koin Jenna. Gadis itu seketika mengumpat dalam hati.
'Mau ngantongin aja pake ngatain dulu. Untung udah tua. Kalo nggak, bener-bener gue tendangan anunya! '
"Terus aku kudu piye Om?.. " Tanya Jenna frustasi.
"Minta maaf sama anak saya. "
Andai ada kamera, Jenna pasti sudah melambai tak kuasa. Bahkan ia merasa kadar kewarasanya berkurang derastis. Tapi, lagi dan lagi. Jenna menurut. Ia berdehem sebelum berbicara.
"Anjing.. "
"Yang bener kalo manggil! "
"Asu! "
"HEH! "
"Terus siapa nama 'anjingnya' Om? " Jenna memberi penekanan pada kata anjing biar gemes bapaknya.
"Panggil dia Donald. "