🌱🌱🌱
"Terus, lo nggak ke kantin? " Setengah hati Jenna menyerahkan buku tugasnya pada Yuqi.
"Gue nitip, ya. Lo ke kantin sama Lucas aja. "
"Sudah ku dugong. "
Yuqi cengengesan mendengarnya. Lantas kembali fokus menyalin tugas fisika milik Jenna.
Merasa perutnya semakin lapar, Jenna berinisiatif mencari Lucas.
"Hen, Lucas mana? " Tanyanya karena tak melihat Lucas dimejanya dan hanya ada Hendery yang tengah berkutat dengan buku tulis dan pensil serta sebuah penghapus buluk yang hanya sebesar biji jagung.
"Ke toilet. Mules katanya. " Jawab Hendery tanpa melihat Jenna.
"Ah! Sial! Susah banget, jing! " Amuknya tiba-tiba.
"Lo lagi ngapain, sih? " Tanya Jenna penasaran.
"Lagi buat surat izin. "
"Hah? "
"Besok gue nggak masuk. Jadi mau bikin surat izin. Tapi susah banget, anjiruutt.. Capek gue. Salah mulu dari tadi. "
"Lo gabut banget, sih, bikin begituan. Kan bisa telfon Pak Arif ato minta izinin Mark. " Jenna tak habis fikir.
"Na, pinjem hape lo dong. " Random si Hendery.
"Buat apa? "
"Browsing tutorial bikin surat izin. "
"Hape lo kemana emang? "
"Kagak ada kuotanya. "
"Wifi, dong. "
"Nggak mau. Lemot. Pinjem bentar doang elah.. Pelit amat lo. "
Setengah hati Jenna memberikan ponselnya pada Hendery.
"Minjem, maksa, ngatain lagi. Totalitas banget lo ngeselinnya. "
Hendery tertawa. "Sekali-sekali, bantuin gue lah, Na. Besok gue bawain oleh-oleh khas Bali. "
"Yang bener lo? "
"Iya, Jenna ku sayang.. "
Ekspresi Jenna tak bisa dijelaskan. "Dih! O G A H! "
"Iya-iya, gue beliin, special buat lo. "
"Udah-udah, terserah lo mau ngomong apa. Gue laper, mau ke kantin. "
"Terus, hape lo? "
"Pegang dulu. "
Hendery mengangguk. Jenna berlalu.
Saat sampai didepan pintu, tubuhnya berjingkat kaget.
"Ih! Mark! Ngagetin aja lo. "
Ya, Jenna hampir bertubrukan dengan Mark si ketua kelas.
"Sorry, Na. Gue juga nggak tahu kalo lo mau keluar. Mau kemana? "
"Kantin. "
"Sendirian? "
"Nggak, tuh. Sama bayang-bayang, jiwa, dan raga. "
"Jones biasanya juga jawab gitu. Gue temenin, mau? "
"Kuy lah. Belum pernah juga kan kita ngantin bareng. "
Mereka pun berjalan beriringan menuju kantin.
"Lo cari meja, biar gue yang pesen. " Titah Mark.
"Lo mau apa? " Lanjutnya.
"Samain aja, deh. "