Jenna pov_
Gue masih hidup atau udah mati?
Entahlah, rasanya nyawa gue lagi terkatung-katung diantara dua alam.
Sakit. Saking sakitnya sampai tubuh gue kayak mati rasa. Setelah punggung gue terbentur meja, lutut gue lecet sampai darahnya mengering, dan sekarang nyeri datang bulan gue mulai kambuh.
Tiap tamu bulanan gue dateng, perut gue pasti nyeri pada satu sampai dua hari awal. Dulu waktu SMP, gue pasti izin nggak masuk sekolah kalau lagi nyeri haid. Maklumlah, masih bocil. Kalau sekarang kan udah gede.
Gue menggigil kedinginan. Sekarang posisi gue lagi duduk bersandar pada batang pohon yang menghadap langsung ke gerbang taman. Siapa tahu pak Mo lewat & melihat gue. Seragam gue yang tadinya basah sekarang udah mulai kering kena angin. Tinggal dinginnya doang yang masih nusuk sampai ketulang. Gue mencoba meraba rok bagian belakang yang tertutup jaketnya kak Jun yang sekarang pasti udah kotor kena tanah. Kering. Alhamdulillah, Allah menakdirkan gue nggak deres di hari-hari awal. Walau gue harus merasakan nyeri yang bikin gue lebih mager dari biasanya.
Gue cuma diem menatap langit tanpa bintang. Mungkin bintangnya sih, ada. Cuma mata sembab gue yang gak bisa lihat. Blur.
Gue pengen nangis, tapi udah capek. Gue pengen teriak, tapi nggak kuat. Gue pengen mati, tapi belum nikah. Eh? Astaghfirullahaladzim.. Otak gue.. Gue lagi sekarang begini, bisa-bisanya dia mikirin kawin.
Gue terkurung di taman gini aja udah bersyukur banget. Seenggaknya gue masih bisa melihat berkas-berkas cahaya bulan yang menyusup lewat celah dedaunan.
Coba kalau gue dikurung di gudang atau ruangan tanpa cahaya sedikitpun.
Bisa mati kehabisan oksigen gue. Karena faktanya, gue phobia kegelapan. Tapi, bukan parnoan, cuma gue akan sulit bernafas dalam kegelapan, bahkan bisa sampai pingsan.
"Jenna! "
Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Mata gue menangkap kak Kun & pak Mo yang tengah berusaha membuka gerbang kecil itu.
'Prang!'
Huft.. Untung nggak nyungsep itu wajah tampannya kak Kun. Entah malaikat apa yang merasuki tubuhnya. Dengan sekali dorong, gerbang tua yang biasanya seret itu terbanting keras ke tembok.
"Jenna, are you okay? "
Pertanyaan mainstream yang ngeselin banget. Udah tahu wujud gue kayak mayat hidup begini masih ditanya 'are you okay? ' Untung bukan Lucas yang tanya. Coba kalau dia, mungkin udah gue tendang ginjalnya.
"Na? "
Denger suara kak Kun manggil nama gue dengan nada penuh kekhawatiran itu rasanya..
Semriwing..
"Gue gendong, ya? " Tawarnya.
NO!
Gue menahan pergerakan kak Kun dengan menggenggam lengan kanannya lantas menggeleng lemah.
"Kenapa? "
Jawab nggak, ya? Tapi jawab apa? Gue berat gitu? Kelihatan banget bohongnya.
"Udah nggak us_"
"Aku bocor. "
'JDARR! '
AAAAA.. GUE MALU BANGET YA ALLAH..
Rasanya gue pengen jadi ikan teri di film kiamat 2012!
Gue pengen menghilang dari muka bumi.
Menyelam sampai ke Bikinibottom & sembunyi di bawah rumah batunya Patrick.