"Melvin. "
Semua kepala di meja 12 menoleh pada satu titik yang sama.
Kok agak ngeri, ya?
"Hai semua. " Dhea tersenyum dan mendapat balasan sapaan dari teman-teman Aldejune, kecuali laki-laki itu sendiri, Jenna, dan Mark.
"Hai Jenna, nempel mulu sih kalian berdua. Bikin iri yang jomblo tahu. " Canda Dhea.
"Kak Dhea jomblo? Kayaknya kak Johnny juga masih jomblo tuh. "
"Lah? Kok gue? "
"Emang kenapa, John? "
Tanya Dhea.Johnny menggaruk alisnya bingung. "Ya.. Nggak papa, sih. Cuma, gue sukanya yang galak-galak beringas. Kalo yang kalem-kalem kayak lo mending buat Raihan aja. Kalo nggak, Pak ketu, noh. Kalem-kalem mereka mah. "
Kun memutar bola matanya.
"Kalem sama kalem ntar anaknya letoy kayak papeda kebanyakan tepung kanji. " Celetuk Danial.
"Kok lo tahu kalo papeda kebanyakan tepung kanji jadi letoy? " Tanya Yuta.
"Kemarin dia abis eksperimen bikin papeda sama adek gue di rumah. " Bongkar Johnny.
"Yang bener?! Ancur nggak tuh dapur lo? " Andreas tiba-tiba exited.
"Nggak. Cuma abis itu gue sekeluarga makannya ketoprak depan rumah terus gara-gara dapurnya nggak bisa dipake. "
"Hahahanjayy.. Tanggung jawab nggak lo, Dan? Mabuk ketoprak noh si Johnny. "
"Diem lo, Dre. Gue ancurin juga dapur lo. Mau? " Ancam Danial.
"Ampun, Albert. Adinda takut. " Andreas menciut.
"Jijik, nyet. "
Andreas tertawa bersama yang lain sebelum suara Aldejune terdengar.
"Ada apa? " Tanyanya pada Dhea.
"Nanti kamu pulang bareng siapa? "
Aldejune melirik Jenna sekilas.
"Sendiri." Jawabnya lugas membuat Jenna sedikit menyesali penolakannya barusan.
"Nggak bareng Jenna? "
"Dia bisa pulang sendiri. "
Kun berdecak sembari menatap Aldejune datar.
Bukankah tadi Aldejune memaksa Jenna pulang bareng? Kenapa tiba-tiba pindah haluan secepat itu? Apa karena Jenna menolak? Tapi haruskah kata-katanya senyelekit itu?
Ia jadi kesal sendiri.
Hati Jenna berdenyut.
"Kok kamu ngomongnya gitu? Nanti Jen_"
"Aku bawa sepeda, kak. Makanya nggak bisa pulang bareng. " Jelas Jenna dengan senyum menenangkan. Ia bisa melihat guratan rasa bersalah dan tak nyaman di wajah Dhea mulai pudar.
"Oke. Kalo gitu nanti pulsek bareng aku ya, Vin. Sekalian mampir Gramed. "
"Hm. "
Saraf-saraf nethink Jenna mulai berfungsi. Apa benar Fradhea hanya sebatas teman masa kecil? Sedekat apa Dhea dengan Aldejune? Sampai-sampai sadar atau tidak gadis itu mengajak Aldejune pulang bersama tanpa meminta persetujuan. Dan ngeselinnya, Aldejune hm-hm aja. Padahal laki-laki flat itu baru saja memaksa 'membuntutinya' pulang.
'Ck! Dasar bunglon! '
"Ya udah. Aku balik ke kelas dulu. Bye semua.. "
Begitu Dhea pergi, keadaan menjadi hening.