"Kakak mau minum apa? " Tawar Jenna begitu Aldejune duduk nyaman disofa.
"Terserah. "
"Kalo abis ini kakak keracunan, itu berarti ulah aku yang udah dapat izin resmi dari kakak loh, ya. "
Jenna berlalu meninggalkan Aldejune yang tak mengindahkan sedikitpun ucapannya barusan.
Terkadang Aldejune berfikir, terbuat dari apa gadisnya hingga bisa seajaib ini? Entah dirinya yang alay atau memang Jenna yang hebat sampai gadis itu bisa merubah seorang Melvin Aldejune. Menduduki tahta tertinggi dalam hatinya dan menyita seluruh pikirannya. Jennanya. Jenna yang akhirnya bisa ia miliki seutuhnya. Setidaknya Aldejune bisa bahagia walau dalam sandiwara.
"Monggo diminum, Den. "
Lamunan Aldejune buyar saat Bi Arum menyodorkan suguhan untuknya. Menyadari respon aneh tamunya, Bi Arum kembali berucap.
"Ini Non Nana yang minta. Bibi ikut aja. " Bi Arum benar-benar sungkan dengan Aldejune.
"Kalau Aden minta ganti, biar Bibi ganti. "
"Nggak perlu, Bi. Makasih. " Aldejune tersenyum kecil.
Bi Arum undur diri selepas pamit dan kembali ke dapur.
Aldejune tak menduga Jenna benar-benar berniat meracuninya. Bagaimana tidak? Didepannya sekarang tersaji 10 kaleng soda, sebotol air mineral, dan segelas jus alpukat kesukaannya. Kalau tidak berniat membuatnya mabuk soda, Jenna mungkin berniat membuatnya buncit tiba-tiba karena kebanyakan minum.
"Bagaimana hidangannya tuan Melvin Aldejune yang terhormat? Memuaskan kah? "
Tiba-tiba Jenna muncul dengan setumpuk buku, alat tulis, dan masker beserta perintilannya, lantas meletakkan semua bawaannya itu secara asal diatas meja. Tangan Aldejune terulur menahan sesuatu yang menggelinding hampir jatuh. Sebotol cairan yang sepertinya tidak bisa diminum itu menyadarkan Aldejune bahwa Jenna termasuk cewek ribet.
Sebenarnya tidak seribet itu, hanya saja Aldejune memang minim pengetahuan tentang kaum hawa.
"Oke! Sebelum belajar, kita maskeran dulu. " Seru Jenna.
"Belajar dulu. " Cegah Aldejune.
Jenna menggoyangkan jari telunjuknya di depan mata Aldejune.
"No no no. Belajar sambil maskeran lebih efisien dan hemat waktu. " Ucapnya.
Aldejune mendengus mengundang tawa Jenna.
"Kak Jun yang nurut ya.. Ntar aku kasih satu permintaan. " Tawar Jenna membuat Aldejune terkekeh.
"Kayak iklan. "
"Nggak mau? Yaudah. "
Aldejune berfikir sejenak. "Oke. Satu permintaan. "
"Deal! " Jenna menarik tangan Aldejune dan menyalaminya sok-sokan.
"Sekarang, kakak pake ini dulu. "
Jenna melepas 2 headband dari kepalanya yang baru Aldejune sadari satu bertelinga kelinci dan yang lain bertelinga serigala. Cocok.
"Karena kakak garang, jadi pake yang serigala. "
Jenna memasangkan headband itu ke kepala Aldejune.
"Kenapa pake yang begini? " Aldejune protes. Sudah Jenna duga.
"Soalnya headband yang biasa aku pake maskeran baru dicuci, belum kering. Lagian kalo pake yang biasa nggak seru. Kalo pake yang ada kupingnya gini kan lucu. "
Aldejune lebih memilih menyalakan ponselnya daripada meladeni kealayan cewek di sampingnya ini.
"Ih! Ngeselin banget! " Kesel Jenna sebelum melorot turun dari sofa, duduk di karpet dan mulai ribut dengan masker dan kawan-kawannya.