"Lo yakin? "
"Ya.. Kalo dilihat dari perawakannya, sih.. Emang bukan. "
"Lo bener-bener nggak lihat wajahnya? "
"Iihh!! Kan aku udah bilang! Mata aku minus, kak! Minus! Tahu,ah! Sebel! "
Jenna merengut kesal. Entahlah, ia jadi lebih mudah uring-uringan semenjak Aldejune menghilang. Tak ada kabar apapun tentang laki-laki itu. Dan yang paling sering menjadi samsak amukan Jenna adalah Kun dan Lucas.
"Ajun itu introvert. Susah banget buat deketin dia. Dan biasanya, orang kayak Ajun itu paling nggak suka kalo privasinya diganggu. Jadi, selama ini gue selalu ngasih batas biar gue nggak melangkah terlalu jauh dan buat dia risih. "
Jenna paham betul dengan apa yang Kun ucapkan. Katakanlah Jenna korban wattpad dan novel. Dari cerita yang sering ia baca, seseorang yang introvert itu punya banyak kejutan dalam dirinya. Mereka sulit memberikan kepercayaan pada orang lain. Tapi, sekalinya mereka percaya, kepercayaan itu akan sulit digoyahkan. Para introvert seringkali adalah orang-orang kesepian. Mereka jarang punya seseorang yang benar-benar dekat. Karena itu, introvert semacam Aldejune agak sulit untuk mengekspresikan diri. Dan jatuhnya malah menyakiti hati orang lain.
"Sebanyak apa kakak tahu tentang kak Jun? " Jenna kembali bersuara.
"Gue nggak tau apa-apa soal dia. Gur cuma menafsirkan apa yang gue lihat selama ini. "
"Termasuk tentang aku yang bagian dari masa lalunya kak Jun? "
Kun terlihat berfikir dengan ekspresi yang dibuat-buat. "Mungkin."
Jenna mendesis. "Kak Kun itu siapa, sih?! Kok ngeselin banget! Gemes sumpah! Gemes-gemes pengen nyakar! Tapi nggak tega. " Gadis itu meremat-remat kedua tangannya di depan wajah Kun seakan benar-benar menahan hasrat untuk memporak porandakan wajah rupawan itu.
"Nguung.. Nguung.. Nguung.. "
Kun dan Jenna menoleh saat suara aneh itu menyapa pendengaran mereka.
Ternyata sekawanan tawon datang dengan menu makan siang masing-masing.
"Gue pantau, akhir-akhir ini kalian berdua sering banget tercyduk lagi mojok. Entah diruang OSIS, dikantin, diparkiran. Gue curiga, jangan-jangan kalian berdua menghianati Ajun, ya? " Cerocos ketua koloni begitu duduk di bangku kantin.
"Gak, kak! " Jenna heboh. "Aku nggak khianatin kak Jun, sumpah! Aku sama kak Kun nggak ada hubungan apa-apa. Kita cuma ngobrol biasa. Kak Kun jangan diem aja, dong! Bantu aku jelasin. " Jenna nabok pundak Kun kelewat kenceng.
'Panas pundak gue, ya Allah.. '
"Gak usah dijelasin, Na. Si Johnny emang gelap pikirannya. Hobi dia su'udzon sana sini. " Ucap Kun malas.
"Gue bukan su'udzon. Ini tuh bentuk antisipasi. Sekarang kan zamannya teman makan teman. " Bela Johnny.
Andreas yang duduk disebelah Kun tergelak. "Anjir, si Johnny. Eh, bro! Yang harusnya antisipasi tuh Kun. Takutnya Jenna lo embat kalo nggak dia jagain. "
"Tadinya sih gue mikir gitu, tapi berhubung Jenna-nya nggak deket sama gue, gimana bisa gue embat? Jadi kesimpulnnya, Jenna harus deket sama gue dulu, biar bisa gue gebet. Gimana, Na? Kapan nih kita mulai PDKT? " Johnny mengedipkan sebelah matanya, mengundang berbagai respon dari teman-temannya dan Jenna yang hanya tertawa karena ia tahu Johnny hanya bercanda.
'Tak! '
"Anj_"
"Baru gue yang getok pala lo pakek sendok, belum si Ajun. Bisa-bisa diblender juga ubun-ubun lo sama dia. " Ucap Yuta.