ALDEJUNE 38

18 4 0
                                    

Raganya menyimak tapi pikirannya traveling kemana-mana.

Saat ini Jenna tengah menemani Viola menggambar. Tangan gadis kecil itu terus menari diatas kertas sambil bibirnya tanpa henti berceloteh menceritakan apa yang ingin ia gambar.

"Ini papa Vio yang gendut. "

Mulut Viola kurang ajar sejak dini.

"Ini mama Vio, ini Ipin Vio, ini Upin Vio, ini Vio. "

Hah? Upin? Upin siapa?

"Em.. Vio. " Panggil Jenna. "Ini Upin, Upin siapa? " Ia menunjuk manusia lidi gambaran Viola.

"Upinnya Ipin. "

"Maksud Vio, Upin kembarannya Ipin? "

Viola menatap Jenna bingung. "Kembalan?"

"Em.. " Jenna jadi ikutan bingung gimana cara jelasin arti kata kembaran pada Viola dengan bahasa yang dia faham.

"Kembaran itu.. Ya kayak kartun Upin Ipin yang ada di TV. Vio pasti tahu, kan? "

Mata Viola mengerjap, "Ndak ada lambutnya? "

"Hah? " Jenna ikutan bego. Sebelum ia menyadari kalau Viola gagal faham, gadis kecil dengan baju karakter kucing itu berteriak.

"UPIN LAMBUTAN, KOK! "

Lambutan? Makin ngaco nih, bocil.

"Sama kayak Ipin. Ipin juga lambutan. Iyakan, Ipin? "

Jenna menoleh ke belakang mengikuti arah mata Viola. Didapatinya Aldejune dengan setelan rumahan, hanya sebuah kaos oblong putih dan celana pendek. Laki-laki itu berjalan kearah Viola yang tengkurap dilantai teras.

"Lagi ngapain, nih? " Aldejune duduk bersila disamping Viola.

Sang adik seketika tergopoh bangun dari posisinya dan menjambak rambut kakaknya.

"Lihat! Ini lambut Ipin! " Sarkas Viola dengan aksen bicara yang menggemaskan.

"Akh! Vio, Lepasin! Isyh! " Aldejune menggosok kepalanya yang agak nyut-nyutan bekas jambakan Viola.

Viola kembali fokus pada karyanya. Sementara Aldejune mulai menjaga jarak dari bocil kiyut itu dan duduk disamping Jenna.

"Kak Dhea mana? " Tanya Jenna menyadari Aldejune menghampirinya sendiri.

"Pulang."

"Sendirian? "

Aldejune mengangguk.

"Kok nggak dianter? "

"Nggak perlu. "

Jenna mendengus. "Tega banget jadi cowok, ngebiarin temen ceweknya pulang sendirian. "

"Ntar ada yang cemburu. "

"Siapa? Aku? Aku kalo cemburu tahu tempat kali. Kak Dhea kan cuma temen kakak. Jadi aku nggak cemburu. Kecuali kalo kalian main dibelakang, sih. "

Aldejune tersenyum devil menyadari nada sewot Jenna. Kentara sekali kalau dia cemburu karena acara kerkom Aldejune-Dhea tadi.

Ya.. Begitulah kaum Hawa, mulut dan hati nggak pernah sefrekuensi.

"Ok. Aku anterin Dhea pulang dulu. " Aldejune bangkit.

"Loh? Tadi katanya udah pulang? "

Nah? Hayo loh!

Sambil melihat jam tangannya, Aldejune berucap, " Belum lama. Mungkin Dhea masih nunggu taxi didepan." Lantas berlalu pergi.

Jenna melongo. Niatnya cuma abang-abang lambe, malah kena batunya. Ini senjata makan tuan namanya! 😤
"Vio, kakakmu itu bener-bener pengen tak gundulin biar tahu rasa! Jadi orang kok ngeselin banget! Buat apa otak encer kalo hati batu? Nggak pekaan! Kok bisa-bisanya kak Nana bucin sama dia? Vio, kamu dengerin kak Nana ngomong, kan? "

Viola menoleh, "Kak Nana, Vio pengen poop. "

ASJFVGKX VIOLA! Digundulin Jenna juga kamu nanti, cil!

"Ya udah, ayo kita poop. Dengan harapan, semoga kotoran-kotoran yang membatukan hati kakakmu bisa mengalir jauh mengikuti air. "

Jenna mengikuti langkah kecil Viola dan ritual poop pun dimulai.

10 menit kemudian ⏰

Jenna dan Viola kembali ke taman samping.

"Loh? Kak Jun?" Bingung Jenna. Pasalnya, baru 10 menit yang lalu laki-laki itu bilang mau nyusul Dhea untuk mengantarnya pulang. Tapi kok sekarang udah nangkring di sini?

"Kok udah di sini? Nggak jadi nyusul Kak Dhea? "

"Dia udah dianter pulang sama tukang bakpao. " Aldejune menyerahkan kantung plastik putih dengan empat bakpao yang terlihat menggoda di dalamnya. Laki-laki itu memang tak ada niatan menyusul Dhea, ia hanya iseng keluar rumah dan kebetulan ada tukang bakpao lewat.

"Makan." Titahnya.

"Popo.. " Rengek Viola.

"Popo? " Jenna membeo.

"Bakpao. " Aldejune membenarkan disela kunyahannya.

Jenna mengangguk-angguk. "Vio mau popo? "

"Mau!!.. "

"Cium dulu, dong. " Jenna mendekatkan pipinya ke arah Viola dan langsung disambar dengan kecupan oleh gadis kecil itu. Viola bersorak girang saat Jenna memberinya bakpao rasa coklat seperti yang dimakan Aldejune.

"Aku juga mau popo🙋‍♂️ "

Nah, kan? Yang gede ikut-ikut.

"Ngaco, ih🙅"

Jenna merasakan saku almamaternya bergetar. Tangannya segera merogoh benda canggih itu.

"Ha_"

"HALO HALO GUNDULMU!! "

Duh🤦‍♀️, kok jadi saling gundul-gundulan gini, sih?

🌱🌱🌱

ALDEJUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang