(Flashback on_)
"Na, gerah banget gila.. " Ujar seorang cowok remaja dengan celana training panjang dan kaus abu-abu. Tangan kanannya menjepit kaus depan pada bagian dada dan menggerakkannya secara brutal, seakan ingin bertempur dengan peluh dan rasa panas.
Yang dipanggil 'Na' tertawa. "Apaan, sih? Baru aja nyampe, belum lari. "
"Dari rumah ke sini aku lari loh, Na. "
"Siapa suruh kakak lari? Biasanya juga naik sepeda. "
Si cowok berdecak, "Sepedaku rantainya putus, belum sempet bawa ke bengkel. "
"Rantai sepeda kamu udah putus dan kamunya masih jomblo? Cari cewek dong.. " Na menggoyangkan permen lolipop yang barusan diemutnya di depan wajah si cowok. Mengejek.
Si cowok tertawa. "Pacaran, yuk! "
Bukannya kaget atau malu, tawa Na semakin lebar.
"Kak Jun ngegas banget. Aku kaget loh. " Na menumpuk kedua telapak tangannya di dada dengan ekspresi kaget yang dibuat-buat.
"Asem! " Jun melempar handuk kecilnya ke wajah Na.
Gadis dengan rambut kuncir kuda itu tertawa melihat ekspresi kecut laki-laki yang selalu menemaninya berolahraga setiap minggu pagi sejak sekitar 5 bulan yang lalu.
"Cih, ngambek. Ya udah sekarang kita pacaran. "
Jun melirik Na penuh selidiki. Tangannya terulur, "Deal? "
Na menjabatnya mantap. "Super deal 2 milyar! Jangan lupa pajak jadiannya! " Serunya menirukan salah satu acara televisi favorite ibu-ibu saat itu.
PLAK!
(Flashback dipaksa off_)
"Ngapain, sih, lo?! Ganggu aja! " Sungut Jenna, kesal karena hidungnya baru saja dijepit oleh oknum tak berperikemanusiaan.
"Pagi-pagi gini, kelas sepi, lo di pojokan sendirian, semedi kayak Ki Joko Bodo, biar apa coba? Kesurupan reog baru tahu rasa lo. "
"Iya! Lo reognya! " Jenna melengos. Ada-ada saja yang mengganggu moodnya pagi-pagi begini. Niatnya hendak nostalgia, eh malah diganggu sama orang gila.
"Eh, lo nggak ada niat buat bereuphoria gitu? " Lelaki pengganggu itu mendaratkan pantatnya di kursi depan Jenna.
"Gue nggak lagi kerasukan reog. "
Suara decakkan terdengar. "Ucapin selamat datang kek, apa kek, pacar truth or dare lo balik, nih.. "
Jenna menatap malas wajah tengil di hadapannya. "Lo kira gue peduli? "
"Wahh.. Minta disogok, nih. "
Mata Jenna membulat saat seseorang itu meletakkan sebuah boneka kelinci yang sama persis dengan yang diterimanya tempo hari.
"Anjir! Ternyata lo yang ngirim?! " Jenna memukul-mukulkan boneka itu ke kepala laki-laki di hadapannya. Kesal saat teringat pagi ia mendapat paket anonim boneka kelinci.
"JENNA! " Seseorang itu bangkit.
"HENDERY!" Jenna ikut bangkit. Hendery menciut lantas kembali duduk.
"Jadi, ternyata lo yang ngirim boneka kayak gini ke rumah gue? Kurang kerjaan banget! " Jenna kembali duduk, bersendekap, dan enggan menatap wajah bingung Hendery.
"Wait wait. Ngirim boneka? Sorry, gue kagak ada niatan nyantet lo, ya. "
Lagi lagi boneka kelinci putih itu mendarat di kepala Hendery.