Part 1

92.5K 3.2K 29
                                    

"Apa ini semacam pernikahan kontrak?" tanya Sashi merasa tak nyaman.

Jaxton mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari arah jalan.

Melihat anggukan itu, Sashi menghela napas pelan.

"Kenapa? Bukankah kamu ingin terbebas dari segala tuntutan?"

"Masalahnya pasti ayah nggak setuju, Om. Malah bisa jadi, Sashi dicoret dari kartu keluarga. Nikah kontrak itu tabu di Indonesia." Sashi masih tak habis pikir sebenarnya.

Namun, ada sedikit rasa tertarik untuk menyetujui. Lagian bukannya ini kesempatan bagus agar Jerry terkena serangan jantung? Mantan pacarku menikahi omku. Membayangkan itu, perut Sashi langsung tergelitik.

"Kita menikah diam-diam. Dan untuk perjanjian ini jangan sampai keluarga mengetahui."

Menikah diam-diam? Ah, Sashi setuju dengan gagasan Jaxton. Lagipula pernikahan kontrak terjadi sangat singkat juga saling menguntungkan. Kenapa tidak dicoba dulu. Selain menguntungkan, Sashi juga bisa meminta banyak harta kepada Jaxton. Lalu ketika bercerai nanti sudah pasti, Sashi akan menjadi janda muda kaya raya.

"Om, kira-kira kita menikahnya berapa lama?"

"Satu tahun. Kekasih saya sudah berjanji akan pulang tahun depan," jawab pria berhidung bangir.

Sashi manggut-manggut. "Eh, kita mau ke mana ini?" Gadis itu seketika sadar jika sedari tadi mereka berputar tidak jelas.

Pria berusia 34 tahun itu sejenak terdiam.

"Om, ini bukan jalan ke rumah Sashi."

"Saya tahu. Lagipula bagaimana saya bisa mengerti, jika kamu tidak memberi tahu alamat rumah kamu."

Sontak Sashi meringis. "Om, kayaknya kita harus buat kesepakatan sekarang."

"Oke."

Begitu lelaki itu hanya menjawab singkat. Sashi mendesah pelan. "Kalau Sashi setuju, aku diuntungkan hal apa aja?"

"Uang, kemewahan. Terserah kamu maunya apa."

Glek! Membayangkan dirinya hidup bergelimang harta seketika perut Sashi terasa melilit.

"Tapi janji ya cuma satu tahun kita nikahnya. Dan Om, nggak boleh tidurin Sashi."

"Ya. Saya mengerti. Tapi jika hanya kecupan dan pelukan kamu tidak boleh menolak."

Meskipun masih perawan untuk sekadar pelukan dulu Sashi juga pernah melakukan ketika pacaran. Jadi, tidak masalah bukan.

"Kalau gitu deal ya!"

"Hem!" Jaxton fokus membelokkan kemudi mobil ke arah apartemen mewah.

"Om, kita mau ngapain?"

"Mau tidur saya lelah."

"Tapi aku gimana?" Sashi berjalan mengekor di belakang tubuh tegap di depannya. Dan astaga, wangi parfum mahal Jaxton membuat Sashi mabuk kepayang rasanya.

Tiba lift berhenti, dan keduanya pun keluar. Jaxton segera menelepon asistennya. Pria berjas hitam itu bercakap-cakap sebentar.

Selesai pembicaraan, Jaxton berbalik menatap mantan pacar keponakannya itu. Dia mengulum senyum melihat penampilan Sashi yang memang sedikit lebih dewasa dari usia sebenarnya. Mungkin karena gadis itu selalu mengenakan eyeliner. Jadi, tampak sedikit lebih tua.

"Kamu istirahat di apartemen sebelah. Tidak apa-apa kan?" Barulah Jaxton mengeluarkan suara.

"Om, sewain apartemen cuma-cuma hanya buat Sashi tidur?" Gadis berambut lurus itu mengerjap terkejut. Sekaya apasih omnya Jerry ini?

Spontaneous Wedding [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang