Part 25

21.5K 1.2K 21
                                    

Lagi bolong hati. Jadi, update lagi 😜

Sashi berdiri tegang kala melihat sosok yang amat dihindarinya turun dari motor lalu masuk ke rumah sang mertua. Siapa lagi jika bukan mantan pacarnya.

Di lantai dua dan dibalik tirai jendela, Sashi yang telah rapi setelah mandi tak sengaja mendengar suara deru motor yang dikenalnya. Tentu saja, dia panik bukan main ditambah om suami sedang di kantor belum datang ke sini.

Gadis berambut sebahu takut jika Jerry berkata macam-macam mengenai pernikahan kesepakatan dirinya dengan Jaxton Sebastian. Perlu diketahui terkadang Jerry tidak bisa ditebak secara sikapnya selalu aneh dan menyebalkan.

Meskipun panik luar biasa, Sashi tidak boleh terus-terusan menghindari dari Jerry. Dia harus berani, walau bagaimanapun dia sudah menjadi keluarga besar mereka. Tidak mungkin bermain kucing-kucingan terus seperti ini.

Maka dari itu, sebelum keluar dari kamar Sashi menarik napas panjang. Setelah merasa tenang, dia berjalan elegan turun ke bawah untuk makan siang bersama keluarga besar.

"Eh, si tante-tante ternyata lagi di sini," celetuk Jerry saat melihat Sashi berjalan menuju meja makan.

Di sana sudah ada kedua mertua Sashi dan tentunya Jerry. Meskipun sudah diledek sedemikian rupa Sashi cuek saja. Bahkan gadis yang mengenakan dress coklat tetap santai ketika duduk di kursi seberang langsung berhadapan dengan sang mantan.

Sonia yang sedari tadi menatap sikap kurang ajar cucunya berdehem pelan. "Kamu bisa lebih sopan kan, Nak. Jangan begitu, dia itu istri om kamu."

Jerry mengangguk-ngangguk tak peduli. Pemuda itu dengan sengaja tersenyum mengejek ke arah Sashi.

"Kamu dari mana saja? Kamu sudah dewasa, Jerry. Jangan kerjaannya main-main terus. Fokus kuliah agar kamu bisa membantu bisnis Opa," tambah Jarvis tanpa segan mengomeli cucunya.

Kesal karena sering mendengarkan omelan dari opa omanya dan tepat di hadapan Sashi gadis yang paling dibencinya. Jerry menaruh gelas kasar di meja kaca. Pemuda itu berdecak lalu bersiap berdiri. "Ck! Selalu kayak gini setiap aku datang ke sini. Mending tidur daripada dengerin kalian sok peduli."

Mendengar perkataan tak sopan cucunya, netra Sonia melebar. "Apa kamu bilang. Jangan kurang ajar kamu. Hey! Jerry ke sini kamu."

Jerry tidak mengindahkan ucapan Sonia, dia tetap berjalan cepat menuju lantai atas di mana kamarnya berada.

Di meja makan suasana hening seketika, Jarvis sebagai kepala keluarga mengeluh pusing melihat tingkah cucunya. Tak berbeda jauh, Sonia masih saja menampilkan wajah kesal. Dan Sashi sendiri terdiam canggung telah menyaksikan drama menjengkelkan.

Gadis itu merutuk dalam hati. Ternyata Jerry sudah ditaraf kurang ajar sekali. Benar-benar keterlaluan.

Tak berapa lama, Sashi berinisiatif mencairkan suasana. Gadis itu berdehem. "Gimana kalau kita langsung makan aja, Ma. Kalau kelamaan keburu dingin."

"Oh iya. Mama jadi nggak enak sama kamu. Entahlah akhir-akhir ini Jerry memang susah diatur. Bahkan Safira ibunya saja tidak mampu mengendalikan sifat putranya."

Curahan hati Sonia hanya ditanggapi senyum canggung dari gadis itu. Dia juga tidak tahu apa motif Jerry berkelakuan seperti itu. Padahal dulu saat mereka masih menjalin hubungan, Jerry tidak sampai semenyebalkan ini. Mungkinkah semua karena pernikahan dirinya dengan om suami?

Sashi menggeleng pelan mencoba mengusir pemikiran itu. Bisa jadi malah itu sifat Jerry yang sebenarnya. Mungkin dulu, Jerry berpura-pura baik padanya. Hah! Memikirkan masalalu membuat Sashi eneg sekali rasanya.

Spontaneous Wedding [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang