Part 36

24.8K 1.2K 7
                                    

Saat mobil sudah memasuki pintu gerbang, Sashi dibuat bingung ketika mendapati raut gelisah dua ART yang berdiri celingukan di teras depan.

"Non, ada tamu. Itu cari tuan Jaxton katanya," adu bi Siti setelah mengetahui Sashi telah pulang dan turun dari mobil.

Sebagai istri, Sashi langsung waswas. "Siapa, Bi?"

"Eng, kalau ndak salah perempuan yang dulu pernah ke sini."

Ingatan Sashi terlempar beberapa waktu yang lalu. Sesaat dia teringat siapa wanita itu. Dalam hati, Sashi merutuk.

"Kenapa belum masuk?" Jaxton berdiri menjulang di belakang mereka.

"Ada yang cari Om katanya." Percayalah saat Sashi mengatakan itu, hawa panas mulai menguar di antara mereka.

"Siapa? Kenapa tidak kalian temui?" Tanpa banyak waktu, Jaxton melesat masuk untuk menghampiri tamu tersebut.

Tak mau kalah, Sashi juga berjalan mengekori suami. Tapi sebelum itu dia menyuruh ART untuk mengambil kantung plastik berisi jajanan di dalam mobil yang dibelinya tadi.

Sesampainya di ruang tamu, tampak seorang wanita yang tidak asing lagi duduk menunggu. Tidak salah lagi dari tampilannya, siapa lagi jika bukan mantan pacar suaminya.

"Swara!" Jaxton sedikit terkejut begitu mengetahui siapa tamunya.

Dalam hati Sashi, jelas saja suaminya terkejut. Jarang-jarang wanita itu datang ke sini. Pasti Jaxton senang sekali.

"Eh, Jax. Sorry ganggu malem-malem begini."

Keduanya berdiri lalu berjabat tangan. Selanjutnya Sashi ikut menyalami sambil senyum ramah tipis-tipis walau dalam hati dongkol setengah mati.

"Ada keperluan apa lagi?" tembak Jaxton tanpa basa-basi. Saat ini mereka bertiga sudah duduk nyaman dengan Sashi berada di samping pria itu.

Ditanya seperti itu, Swara tersenyum samar. Kelihatan sekali kedatangannya tak diharapkan. Meskipun terkesan dingin, tetap saja Jaxton selalu menawan. Andaikan dulu tidak berbuat kesalahan. Pasti dirinya yang menjadi istri Jaxton Sebastian dan bukan gadis muda yang sialnya sangat manis dan elegan.

"Aku mau minta maaf, Jax."

"Maaf untuk apa?"

Swara menelan saliva. "Karena udah buat mama kamu kecewa. Bahkan sampai sekarang beliau enggan memaafkan."

"Tentang itu saya tidak bisa ikut campur. Apalagi mengenai permasalahan emosi."

"Aku tau." Swara tersenyum kecut.

"Sudah malam. Sebaiknya kamu pulang!"

Lihat bahkan tanpa rasa sungkan, Jaxton mampu mengusir perempuan itu tanpa ditawarin minum dulu. Jika seperti ini terus, Sashi merasa lega, suaminya tidak berbalik nostalgia.

"Tunggu dulu. Aku belum selesai, Jax." Kesal wanita 30 tahun itu. Hatinya terluka akan respons dingin dari pria di hadapannya. Apa dia seburuk itu hingga Jaxton cepat melupakannya?

"Apa lagi yang belum usai?" tanya Jaxton datar. Pria itu sudah kelihatan lelah ingin segera istirahat di kamar.

"A-aku mau pamit. Besok pagi aku udah berangkat lagi ke Perancis."

Sashi hanya diam menyimak sambil menatap selidik ke arah perempuan itu. Jangan bilang wanita itu minta diantar batin gadis itu tak senang.

"Bagus. Saya lebih suka kamu fokus dengan pendidikan. Jika cepat lulus, semua perjuangan kamu tidak akan sia-sia nantinya. Termasuk melepas hubungan kita."

Spontaneous Wedding [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang