Part 26

19.2K 1.1K 25
                                    

Ada yang mau aku update banyak nggak? 😜


.
.

Sashi keluar dari Plaza Indonesia dengan senyum luar biasa bahagia. Gadis itu melangkah menuju mobil yang ditumpanginya. Di belakang sudah ada Andrew dan tiga orang pengawal tengah menenteng beberapa paper bag berlogo brand ternama dari Perancis. Ya, dia baru saja memborong koleksi tas branded. Termasuk tas Dior keinginan dari Dara--temannya.

Setelah memasuki mobil dan memasang seatbealt. Mobil meluncur membelah jalanan menuju pulang. Meskipun shooping hari ini seperti ada yang kurang karena tidak adanya Jaxton Sebastian. Gadis dengan dress putih renda-renda bersyukur saja. Baginya tanpa ada om suami tidak apa-apa asal dia diberi kartu kredit yang full saldonya.

Memang benar-benar kaya sekali om suami. Sashi semakin yakin untuk berusaha memperjuangkan rumah tangganya. Walau diawali dengan kesepakatan, dia yakin mampu menaklukkan Jaxton Sebastian.

Mungkin di usia satu bulan pernikahan mereka, Jaxton masih belum bisa melihat ke arahnya. Tapi itu hal lumrah sebab, menghilangkan perasaan cinta tidak bisa secepat yang dikira. Sekarang fokusnya, Sashi terus memberikan yang terbaik. Selalu belajar dan belajar.

Bahkan gadis itu telah membuat jadwal memasak bersama dengan sang mertua seminggu tiga kali atau bisa lebih dari perkiraannya. Semua dilakukan agar Sashi cepat pandai mengolah makanan.

Selain belajar memasak dan memperbaiki penampilan. Sashi juga ingin berbisnis kecil-kecilan. Rencana nanti malam dia akan meminta om suami agar dibuatkan toko roti. Dengan begitu, selama menikah dengan Jaxton, dirinya tidak hanya menjadi pengangguran.

Berbicara mengenai toko roti, sejujurnya gadis itu belum pernah mengolah sendiri. Namun, mendiang bundanya telah mewariskan sesuatu yang berharga yaitu buku resep tentang perbakingan. Dan Sashi akan mulai mempelajari mulai ini.

Sashi optimis suatu saat bakal menjadi gadis cerdik dan tidak mudah dibohongi. Salah satunya, dia akan menjerat hati om suami. Tunggu saja waktunya tiba, dia yakin bisa menaklukkan om suami.

***

Tiba di rumah, Sashi sibuk menelepon Dara. Dia memberi info mengenai tas yang diinginkan temannya. Berhubung Sashi sudah lama tidak berjumpa dengan teman saat SMA. Dia pun memutuskan untuk bertemu di kafe sembari menyerahkan tas yang diinginkan Dara.

Sebelum berangkat, terlebih dahulu dia membersihkan badan dan berganti pakaian. Pilihannya jatuh pada dress hitam santai. Rambutnya diurai, make up wajahnya juga natural. Namun, untuk saat ini, Sashi lebih memilih memakai sneakers putih untuk melengkapi penampilan.

Sesudah puas, Sashi bergegas turun lalu memerintahkab pak Arif untuk mengantar ke kafe yang dituju. Sebelum berangkat dia harus memberitahu om suami melalui pesan singkat terlebih dahulu. Barulah setelah mendapat izin Sashi berangkat.

Beberapa saat kemudian, mobilnya sudah sampai di pelataran kafe. Sashi turun sambil menenteng sebuah paper bag. Akan tetapi, dia telah melapisi paper bag itu dengan kantung yang lebih besar agar tidak mencolok ketika dilihat orang.

Sashi mengedarkan pandangan ke penjuru ke kafe. Tepat di pojok ruangan sudah ada Dara yang melambaikan tangan. Bergegas Sashi menghampiri dengan senyum manis terpatri.

"Asek, makin glow up aja nih."

Sashi menyunggingkan senyum tipis mendengar temannya sedang memuji. Sebagai balasan, dia menyerahkan paper bag tadi.

Dahi Dara berkerut ketika disodorkan barang itu. "Apaan nih?"

"Pesanan kamu lah," sahut Sashi tak habis pikir. Selalu seperti itu, Dara terkenal sok-sokan tidak tahu.

Spontaneous Wedding [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang