Waktu bergulir sangat cepat, sesuai kesepakatan meeting akan selesai tepat jam sebelas siang. Jaxton selaku pemilik tertinggi di PT Citra Hando Foods mengulas senyum bangga ketika berhasil bekerja sama dengan seorang wanita muda berbakat terkenal seantero Indonesia.
Dia bernama Amanda Riana, seorang model sekaligus influencer. Wanita asal Medan tersebut kebetulan sedang berlibur juga di Palembang. Alhasil sejak pihak Jaxton menghubungi dan ingin bekerja sama dengannya, Amanda dengan senang hati langsung menemui.
"Seperti kesepakatan di awal. Saya ingin Anda datang ke Jakarta dua hari lagi. Selain membahas kontrak kerja secara lebih lanjut, Anda juga bisa menilai dan melihat terlebih dahulu produk kami."
Amanda mengangguk pelan, dia cukup puas dengan poin-poin yang disebutkan pihak Jaxton. Wanita berusia dua puluh tiga tahun itu tersenyum lebar. Dengan ramahnya menjawab ucapan dari pemilik perusahaan.
"Baik, dengan senang hati saya akan datang. Dan mengenai poin ke tujuh sebenarnya saya sedikit keberatan walau itu tidak merugikan sama sekali."
Andrew selaku asisten langsung membaca berkas kembali untuk mengecek apakah ada yang salah. Namun, dirasa tidak menemukan kejanggalan dia menatap heran.
Mendapati raut kebingungan Andrew. Wanita bertubuh tinggi langsing itu tersenyum maklum. "Hanya perlu direvisi saja, Pak. Saya dan tim butuh tempat tinggal dan privasi yang benar-benar ketat."
Mendengar itu, Jaxton mengangkat sebelah alisnya. "Apakah perusahaan saya terlihat tidak bertanggung jawab? Dan mengenai poin ke tujuh sudah tertulis jika Anda dan tim akan mendapat pelayanan terbaik."
"Saya paham. Namun, yang saya maksud kami tidak ingin nantinya pihak saya tidak mendapat keamanan ketat setelah kerja sama kita go public di masyarakat. Mengingat kontrak kali ini sangat besar pengaruhnya."
"Baiklah, saya mengerti." Jaxton mengangguk.
Dia lupa jika proyek kerja sama kali ini pastinya akan mendapat pro kontra di masyarakat mengingat produk yang akan diluncurkan seolah keluar dari zona aman.
"Oke. Saya pamit kalau begitu. Terima kasih atas kepercayaan dari perusahaan Anda, Pak." Amanda berdiri lalu menjabat tangan Jaxton dan Andrew secara bergantian.
Setelah saling mengucapkan terima kasih, Amanda dan asistennya pergi keluar dari restoran. Tidak butuh lama baik Jaxton dan Andrew pun ikut keluar setelah membayar tagihan.
"Hallo, Pak Ali." Jaxton langsung menelepon setelah benar-benar keluar dari restoran.
Di tempat lain, pak Ali yang sedang menunggu Sashi asyik berbelanja langsung duduk tegap ketika Jaxton meneleponnya.
"Ya, Pak. Dengan saya bisa dibantu?"
"Saya dan Andrew sudah selesai meeting dengan klien. Sekarang posisi bapak di mana supaya saya langsung menyusul ke sana." Jaxton sudah duduk nyaman di dalam mobil. Kali ini Andrew yang menyetir.
Setelah pak Ali menyebutkan sebuah alamat, Jakton langsung mematikan panggilan. Dan mobil pun langsung meluncur ke tempat alamat tujuan.
***
Selesai memasukkan ponsel ke saku depan bajunya, pak Ali bergegas memberi kabar sang nona jika Jaxton segera menjemput mereka.
"Kenapa, Pak?" Sashi bertanya tanpa menoleh dia fokus melihat-lihat sepatu unik-unik di etalase.
Pak Ali sedikit berbisik. "Tuan Jaxton sedang menuju ke mari, Nona."
Sontak Sashi menoleh menatap pria sepuh di sampingnya. "Eh, udah selesai meeting nya, Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spontaneous Wedding [REPOST]
RomanceBalasan diputus secara sepihak adalah menikahi paman sang mantan pacar.