Part 3

35.5K 2.3K 11
                                    

"Kalian sudah sah menjadi suami istri."

Seruan lega terdengar dari penjuru ruangan VVIP di sebuah rumah sakit. Tak terkecuali oma yang terbaring di ranjang pasien tersenyum bahagia.

Baik Jaxton dan Sashi hanya saling melempar senyum tipis. Pernikahan mereka benar-benar digelar secara tertutup. Bahkan dari pihak Sashi hanya ada Damar. Sementara pihak Jaxton ada Sonia, oma, Jarvis, dan asisten pribadi Jaxton sendiri.

Setelah bertanda tangan, kedua mempelai diberi buku nikah.Tak peduli berada di ruangan sempit, Sonia seketika memeluk Sashi seraya mengucap syukur dan terima kasih.

Di sisi lain Damar sedikit sedih melihat janji suci anaknya diadakan di tempat seperti ini. Namun, dia berusaha memaklumi mengingat oma Jaxton ingin melihat secara langsung pernikahan cucunya.

Semoga Sashi benar-benar bahagia dengan pernikahan ini batin Damar ikut tersenyum saat melihat Jaxton mengecup kening putrinya untuk pertama kali.

***

"Ma, lihatlah Jaxton pintar sekali memilih istri seperti Sashi. Mereka terlihat cocok." Sonia berkata ketika duduk di kursi samping ranjang pasien.

Oma yang mendengar mengedipkan mata diiringi senyum lega. Perempuan berusia 75 tahun itu memang hanya bisa berbaring di ranjang. Oma sulit berbicara dan berjalan.

Meski begitu, oma paham dan akan tersenyum jika ada yang mengajaknya berbicara. Sebenarnya dulu oma sangat sehat meski berusia sepuh. Namun, setahun yang lalu ketika tragedi itu terjadi, oma divonis terkena penyakit strok.

"Sekarang oma jangan terlalu memikirkan keadaan Jaxton. Oma harus fokus, biar stabil terus kondisi tubuhnya ya." Lagi-lagi Sonia berbicara menenangkan sembari mengelus punggung tangan ibunya.

Sebagai anak pertama, Sonia sedikit sedih mengingat adik-adiknya tak kunjung datang menjenguk ibunya. Sekarang oma menjadi tanggung jawab Sonia seluruhnya.

Setelah selesai bercakap dengan oma. Sonia mempersilakan Sashi dan Jaxton untuk berbicara kepada perempuan sepuh itu. Pertama-tama Sashi maju dengan pelan lalu mengecup pipi oma dengan lembut. Ini untuk pertama kalinya dia bertemu buyut mantan pacarnya.

"Oma ini Sashi. Sekarang oma jangan khawatir lagi ya. Sashi cuma mau oma merestui dan mendoakan pernikahan kami agar bahagia." Sedikit membungkuk dan memeluk, Sashi berbisik pelan dengan suara bergetar.

Oma tampak mengerjap-ngerjap diiringi setetes cairan bening mengalir di sudut matanya. Sepertinya oma terharu akan ucapan Sashi pikir mereka.

Selesai Sashi berbisik sekaligus menyapa. Gantian Jaxton yang mengelus pipi keriput omanya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Jaxton. Akan tetapi, mereka seakan mengerti meski sekadar bertatapan sangat lama.

Tahu jika sang oma memahami arti tatapannya. Jaxton mengulas senyum lalu mengecup kening oma dengan pelan. Bagi Jaxton, omanya adalah wanita berjasa saat dirinya masih kecil.

Omanya akan menjaga Jaxton kecil saat ditinggal Sonia bekerja. Oma akan mengomel panjang lebar jika Jaxton kecil malas sarapan dan mandi. Oma yang pertama kali mengajarkan cara mengendarai sepeda. Oma yang pertama kali membela Jaxton kecil jika banyak orang menjahili.

Jujur Sashi sendiri yang melihat tatapan dalam dan sayang dari netra Jaxton ikut terharu. Tak terkecuali Sonia, ibu sang suami sangat tahu jika oma adalah wanita berjasa bagi kehidupan kecil putranya.

"Jangan khawatir lagi, Oma."

***

Di sebuah rumah dua lantai, Safira anak pertama Sonia sekaligus kakak Jaxton tampak terburu-buru hendak bersiap menuju ke suatu tempat.

Spontaneous Wedding [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang