Kayaknya aku rajin amat yak update mulu 🤭
.
.Hampir satu jam Sashi melongokkan kepala ke arah gerbang. Namun, tidak ada tanda-tanda suaminya pulang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul jam 2 siang. Apa Jaxton berbohong agar bisa terbebas dari semua pertanyaannya?
Memikirkan hal itu, bibir Sashi merengut. Dia bersedekap dada lalu mencibir pelan. Sesungguhnya dia kesal, dia juga baru sadar jika Jaxton sangat lamban sekali mengabulkan permintaan.
Hampir dua bulan menjalani biduk rumah tangga seharusnya Jaxton lebih banyak memberikan kemewahan secara cuma-cuma. Tapi sampai sekarang, baru mobil saja yang tampak. Mengenai toko, Jaxton tak lagi menyinggungnya. Bisa-bisa Sashi rugi jika suaminya terus-terusan memundurkan jadwal.
Sashi memijit pelipis pusing. Gadis itu beranjak turun ke lantai bawah menuju dapur. Lebih baik dia memasak makanan ketimbang memikirkan hal menyedihkan. Tiba di dapur, kedua asisten rumah tangganya sedang tidak ada di sana.
Mungkin mereka sedang istirahat mengingat jadwal masak makan malam masih tiga jam lagi. Alhasil Sashi mencoba skil memasak sederhana saja.
Dia mengambil udang dan beberapa bahan lainnya. Sashi berencana membuat camilan udang tepung goreng. Berbekal resep dari sang mertua, kini gadis itu sibuk menyiapkan semuanya.
Tak berapa lama, satu jam kemudian sepiring udang tepung goreng telah siap dihidangkan. Sashi tersenyum puas selanjutnya dia berusaha mencuci semua peralatan kotor karena ulahnya.
Walau harus berhati-hati agar tidak pecah seperti dulu. Tidak jarang Sashi sedikit pegal dan kualahan. Apalagi jika berhadapan dengan yang namanya mencuci wajan. Hah! Menyebalkan.
Setelah dapur rapi kembali. Sashi menyerka keringat di kening dan pelipisnya. Dengan senyum mengembang dibawa piring berisi udang ke teras depan. Sepertinya menikmati camilan sambil menunggu kepulangan Jaxton tak buruk juga.
Di teras depan Sashi duduk sambil mengedarkan pandangan. Tiba netranya menyorot ke arah bi Siti. Sashi tersenyum lebar, dilambaikan tangannya untuk memanggil wanita bertubuh tambun itu.
Bi Siti yang paham bergegas menghampiri. "Ada apa, Non? Apa butuh sesuatu?"
Sashi yang sedang mengunyah udang pun mengangguk. "Minta tolong buatkan minum yang seger ya, Bi."
"Jus jeruk?"
Sashi mengangguk.
Tak butuh waktu lama, bi Siti langsung melesat pergi untuk segera membuatkan pesanan Sashi.
Sepeninggal asisten rumah tangganya. Sambil mengunyah, Sashi fokus berselancar melihat handphonenya. Gadis itu tersenyum sumringah saat melihat gambar yang dikirim sang ayah.
Ah! Jika mengingat Damar, jujur Sashi ingin segera pulang. Dia rindu sang ayah. Andaikan ayahnya sudah punya tambatan hati. Pasti dia tidak khawatir seperti ini.
Selagi fokus menatap layar ponsel, Sashi dikagetkan akan suara klakson mobil. Ternyata suaminya sudah pulang. Baguslah. Akhirnya tidak sia-sia Sashi menunggu di sini.
Jaxton berjalan dengan langkah lebar. Pria itu mengernyitkan dahi ketika mendapati sang istri duduk di kursi teras sendiri.
"Akhirnya Om pulang juga." Sashi berkata dengan nada menyindir. Dan Jaxton bukannya tak tahu jika kali ini dia terlambat lagi.
Berusaha terlihat biasa saja. Jaxton masih berdiri lalu berdehem. "Saya bersih-bersih dahulu. Nanti kita lanjutkan mengobrol lagi."
Gadis itu hanya mengangguk malas tanpa membuka suara kembali. Setelah Jaxton masuk ke rumah bertepatan bi Siti membawa nampan berisi jus jeruk segar. Sashi langsung kembali memasang wajah tersenyum lalu mengucapkan terima kasih atas kesediaan bi Siti yang membuatkan minum kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spontaneous Wedding [REPOST]
RomanceBalasan diputus secara sepihak adalah menikahi paman sang mantan pacar.