Gara-Gara Foto

2.7K 172 5
                                    

Dua minggu berlalu juga, malam itu tepat jam 8 ku dengar ada suara motor yang datang. Ku intip dari jendela, Alex, aku masih ingat dia adalah salah satu personil band milik Fadli. Alex adalah sang keyboardist di band itu.

"Hmmm pasti mau membujukku gabung lagi" Aku membatin di dalam hati.

Aku membuka pintu setelah menjawab salam dari Alex.

Hai bro, udah lama gak jumpa" Sapa Alex begitu pintu ku terbuka.

"Lex, ada apa sih? Aku gak mau gabung band lagi" Ucapku to the point, malas basa-basi.

"Gak, aku cuma mau ngajak jalan kok kumpul dengan yang lain" Ajak Alex sambil menaikkan alisnya, mencoba untuk imut. Oke dia cakep, tapi bukan tipeku.

"Kemana? aku gak mau kayak kemarin" Ucapku sambil teringat kejadian waktu kami karaoke an ditemani minuman keras.

"Gak, ini dirumah Fadli, gak akan ada acara mabuk-mabukan lagi, suer!" Ucapnya.

Setelah merayuku akhirnya aku luluh, aku pun pamit kepada ayahku. Alex membawaku ke rumah Dika.
Sampai di sana, seperti yang dibilang Alex , tak ada minuman keras. Semua terlihat  normal, hanya ada kopi, ayam panggang dan aneka snack sebagai makanan.

Kami pun akhirnya terlibat obrolan akrab. Aji si vokalis utama sudah gabung juga. Pantas saja mereka tak membutuhkan vokalis pengganti lagi.

Aku menyeruput kopiku, tapi mendadak kepalaku menjadi berat oleh rasa kantuk yang luar biasa. Lalu bummmmm aku ambruk dan tertidur pulas.
***

Fadli POV

Fadli menyeringai angker dan puas.

"Bawa dia ke kamarku!" Perintah Fadli.

Alex, Yudi, dan Rico bergotongan membawa tubuh Adri ke kamar Fadli.

Begitu mereka keluar, Fadli langsung beraksi melucuti semua pakaian yang melekat di tubuh Adri dengan terburu-buru, nafasnya menyengal terpicu birahi. Lalu dia pun menciumi
setiap inci dari tubuh Adri yang tengah tertidur pulas. Terutama bibir dan dada, bahkan ketika dia mencium bibir milik Adri dia sempat mengambil foto. Bahkan dia memgambil pula foto Adri ketika telanjang.

Ketika Fadlu bermaksud ingin lebih dan bersiap menindih, mendadak pintu kamarnya terbuka, tampak Aji masuk.

"Fadli!" Serunya.

"Ah sialan kau Ji, ganggu orang lagi sange saja" Jawab Fadli dengan wajah memerah karena nafsu, tubuh telanjangnya masih dalam posisi siap meniduri.

"Aku tak setuju kau berbuat sejauh itu. Silahkan kau gerayangi dan sentuh dia, tapi jangan sampai kau menusuknya" Bentak Aji.

"Aku lagi sange berat sama dia Ji, dari SMP aku udah pengen rasain dia" Jawab Fadli lagi.

"Gila kau!" Aji semakin melototkan mata. Diseretnya Fadli dan mencampakkannya ke lantai, Fadli yang tengah telanjang benar-benar
kesal dan tak suka. Matanya melotot marah.

"Apa? Gak suka? Mau ajak ribut? Silahkan, aku bisa lapor ke polisi bahwa kau pemakai dan pengedar sabu, mau?" Ancam Aji.

"Anjing kau Ji! Teman murtad!" Geram Fadli marah.

"Aku kasian sama Adri, dia orang baik, aku gak mau kalau dia sampai tertular penyakit hepatitis gara-gara nafsu mu itu!" Ucap Aji garang, sambil
melotot Aji menghampiri tubuh Adri yang berbaring pulas di atas ranjang, dipakaikannya pakaian lalu di gendongnya keluar.

Fadli kesal sekali kali ini, percuma saja dia udah ngatur rencana pakai obat tidur segala.
***

"Eh Ji, aku dimana?" Aku terbangun dengan perasaan yang tak nyaman,  kepala ini terasa begitu berat, begitu mataku terbuka aku melihat ada di sebuah kamar yang bagus ditemani Aji.

DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang