Selesai pulang kerja, aku ngechat Yoga bilang kalau aku pulang ke kos an untuk permisi pamit sekaligus ngemasin barang-barang. Sesuai permintaan Yoga dan Aji juga, aku disuruh tinggal bersama mereka.
"Oke sayang" Balas Yoga sambil mengirimkan fotonya yang tengah menyetir, hari ini Yoga memang ditugaskan untuk menjemput barang dari penyalur, mungkin dia akan pulang kemalaman, atau bahkan besok pagi.
Dengan langkah pelan aku memasuki kamar kos kecilku itu, memperhatikan tiap sudut sisi ruangan itu, termasuk ranjang. Ah masih kuingat di ranjang itu dulu aku dan seseorang di masa lalu pernah bercumbu dan memadu kasih, lalu di tembok sebelah sana kami pernah bertengkar hebat. Entah mengapa tiba-tiba saja aku jadi teringat pada sosok itu, pria dengan hidung mancung dan bibir tipis yang selalu gagah menunggangi motor KLX nya, Aryadi Bani, pemuda yang sempat sangat kugilai, bahkan sampai sekarang kenangan bersamanya masih belum bisa kuhapus walau bersamaku sudah ada Yoga.
"Bani, apa kabarmu sekarang? Saat-saat seperti ini entah mengapa aku kangen padamu Ban" Desisku sambil menghempaskan pantatku di atas ranjang. Ada sedih yang tiba-tiba menyeruak di kalbuku, ya Tuhan, ternyata masih ada sayangku untuk pria itu.
Mungkin karena kangen yang mendadak ini aku pun membuka kembali akun IG ku, selama ini aku seperti sudah melupakan media sosial itu, apalagi aku memang jarang sekali untuk berfoto. Dengan tangan bergetar aku mengetik satu nama di kolom pencarian. Sumpah aku kangen.
"Bani847" Nama akun milik Bani. Satu foto profil pria tampan langsung menarik perhatianku.
"Ban, makin ganteng saja kau. Aku suka rambutmu yang sekarang, berwarna pirang, agak ke Korea an sih, tapi kau terlihat lebih freshhh" Pujiku dengan dada berdebar, ya Tuhan agaknya aku benar-benar masih punya sisa rasa untuknya. Aku tersenyum sambil gerakkan jari-jari tanganku untuk membelai fotonya.
Ku geser layar ponselku untuk menelusuri postingan-postingan foto Bani. Yang terbaru ada video, baru di upload semalam. Tapi... Seketika mataku membeliak nanar saat video itu berputar di ponselku. Video yang sepertinya diambil di sebuah ruangan yang didekorasi indah, tapi bukan tentang setting tempat itu yang jadi pusat perhatianku, melainkan adegan yang terjadi, seorang pria berpeci memakai kemeja putih dan celana hitam dibalut kain songket sedang menjabat tangan seorang bapak-bapak.
"Saya terima nikahnya Putri Asykila Raya binti Sopian Abadi dengan mas kawin seperangkat alat solat...."
Braakkk reflek ponsel itu meluncur dari tanganku, terhampas ke lantai.
"Sah.." Masih terdengar suara lanjutan video dari ponselku yang terhempas tadi, seketika kurasakan dunia bagaikan dilanda gempa.
"Ban, kau...kau telah menikah?" Suara itu meluncur berat dari mulutku. Entah mengapa tanpa ku duga dari kedua mataku meluncur dengan dahsyat air mata kehampaan.
Aku merasa sakit yang hebat menusuk-nusuk relung jantungku.
"Ban... Kenapa harus begini? Aku masih sayang padamu Ban, aku rindu samamu, aku cinta padamu Ban" Raungku dengan hebat, sebentar saja ranjang itu langsung kusut masai."Plung" Kembali terdengar suara ponselku berdering. Ada pesan masuk di sana, aku mengabaikan. Biasanya itu Yoga, dan kalau aku abai dia akan terus ngechat aku. Tapi ini tidak, pesan itu masuk sekali. Dengan bergetar ku ulurkan tanganku kebawah, meraih ponsel yang tadi terhempas di lantai. Pesan dari nomor baru.
"Kalau kau tak keberatan, datanglah ke pernikahanku besok, aku butuh restumu. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kali. Aku mohon, by Bani"
Brakkk, kembali ponsel itu terhempas. "Tega kau Ban, tega! Permintaanmu itu sama saja dengan kau membunuhku" Teriakku putus asa, akhirnya aku kembali meringkuk menangis sendirian.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)
Storie d'amoreSeorang pemuda yang tergila-gila dengan sahabat adiknya bernama Bani. Apakah perasaannya akan terbalas? Apakah Bani straight atau gay? Bagaimanakah akhir dari perasaan sayang itu?