Milikku

3K 127 11
                                    

Kami bangun kesiangan, aku menjadi orang yang pertama membuka mata, wajah tampan itu adalah hal indah pertama yang ku lihat pagi ini, dia masih terlelap di sebelahku dengan posisi memeluk erat tubuhku. Dengan lembut aku mengangkat tangannya dari atas dadaku, lalu pelan-pelan aku meraih guling untuk menggantikan posisi tubuhku ke dalam pelukannya. Aku menyibakkan selimut. Oh iya kami berdua tidur dalam keadaan bugil, dengan bertelanjang bulat aku melangkah ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu aku mencari pakaian santai dan mulai membuat nasi goreng buat sarapan. Kira-kira belasan menit kemudian Bani bangun dan memghampiriku ke dapur. Dengan bertelanjang dia memelukku dari belakang yang saat itu tengah mengaduk tumisan bumbu nasi goreng.

"Selamat pagi sayangku, rajin amat udah bikin sarapan" Ucapnya sambil mencium leherku. Ketika dia ingin mencium bibirku aku langsung menolaknya.

"Gosok gigi dulu sana!" Sewotku.

"Gak mau, masih kangen nih" Ucap Bani manja.

"Eh eh, manja sih manja, tapi bersih-bersih dulu sana, kalau gak jangan nyesal kalau tititmu ku oles cabe" Ancamku sambil meraih sedikit tumisan bumbu dari kuali dengan sudip. Bani langsung tersurut mundur dengan kedua tangan cepat menutupi kelaminnya.

"Huh jahat!" Ocehnya gemes, dia pun bersiap-siap menuju kamar mandi, aku kembali meneruskan kegiatan memasakku, namun tiba-tiba saja, cup... Cepat sekali Bani kembali dan mencium pipi kananku.

"Gak dapat bibirnya, pipinya pun jadi" Ucapnya senang, lalu kembali kabur ke kamar mandi sambil tertawa renyah. Aku cuma geleng-geleng kepala antara senang, geer, dan malu. Sungguh aku yang tak pernah pacaran sebelumnya benar-benar tak menyangka kalau berpacaran dan memiliki Bani benar-benar akan seindah dan senikmat ini.
***

Pagi itu di meja makan, nasi goreng yang aku buat hampir ludes dilahap Bani, bahkan dia nambah sampai tiga kali.

"Banyak amat makannya" Celetukku sambil senyum lucu melihat dia yang seperti kelaparan.

"Habisnya, aku kan capek tadi malam memuaskanmu" Jawabnya sambil senyum mesum.

"Udah ah jangan bahas itu, aku masih perih gara-gara keganasanmu" Celetukku pula.

"Kalau gak ganas nanti kau bilang aku loyo" Sahutnya cepat.

Aku terkesiap juga mendengar jawabannyaa itu.
"Habisnya itumu terlalu besar"

"Lebih besar mana sama Risky?" Astaga, pertanyaan apa itu Bani?

"Punyamu" Namun aku menjawab juga.

"Syukur deh, aku gak suka kalau aku kalah dari dia" Sewotmya.

"Ya udah, makanya jangan bahas-bahas dia" Tanggapku cepat.
***

Jam sebelas siang Bani bersiap-siap pulang karena ayahnya menelpon kalau orang tua dan adiknya telah kembali, ketika aku siap membuka pintu tiba-tiba saja ada suara motor mendekat dan sial, Risky yang datang. Tentu saja kedua pemuda itu saling balas menatap dengan dingin.

"Mau apa lu?" Tanya Bani dingin.

"Bukan urusanmu!" Jawab Risky sewot.

"Oo belum puas rupanya kau kena hajaranku kemarin hari?" Ejek Bani.

"Salah rupanya aku kalau menemui temanku?" Sahut Risky tak kalah sewot.

"Enggak, enggak salah. Asal jangan macam-macam. Perlu kau ketahui Adri sekarang milikku!" Tegas Bani sambil menggenggam tanganku dengan erat.

Bisa ku lihat perubahan di wajah Risky, dipandanginya aku dan Bani bergantian.

"Udah-udah, jangan berantem. Gak baik!" Aku mencoba menengahi.

DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang