Aku pulang ke rumah diiringi Riski. Mereka menunggangi motor masing-masing. Adri dengan matic nya sedangkan Riski dengan
Vixion nya.Riski menolak ketika diajak mampir.
"Kapan-kapan aja Dri, aku mau ke rumah teman dulu, ada kumpulan sama teman-teman SMA dulu, kau mau ikut gak?""Gak Ki, aku capek" Jawabku.
"Baru gitu doang udah capek, belum cetak gol juga" Ucao Riski.
"Cetak gol pantatmu itu" Makiku kesal. Riski sendiri sambil tertawa menarik gas motornya. Aku sendiri sudah masuk ke
rumah.
***RISKI POV:
Riski merasa tidak enak, firasatnya berkata ada yang mengikutinya, setelah yakin dia diikuti, dia sengaja memelankan laju motornya bermaksud menunggu penunggang KLX yang mengekorinya. Setelah berdekatan Riski melihat garang.
"Aku tau kau mengikutiku dari tadi, mau apa?" Tanya Riski garang.
"Mau pecahkan kepalamu" Sahut si penunggang KLX kasar.
"Anjing! kalau berani ayo sini, mau ku tengok caramu memecahkan kepalaku gimana" Balas Riski tak kalah galak.
Si penunggang KLX yang tak lain adalah Bani menggerutu geram, keduanya pun melajukan motornya mencari persimpangan kebun sawit yang sepi, lalu berbelok.
Keduanya menghentikan motornya serentak lalu turun sambil melepas helm masing-masing."Aku baru ingat, kau kan cowok sange yang ciuman sama cewek di dekat toilet. Gak tau malu, ciuman di area publik" Tuding Riski sambil bertolak pinggang.
Bani langsung memerah wajahnya.
"Lebih parah kelakuanmu sama Adri" Ucap Bani dengan mata merah menyala.Riski tergugup juga
"kelakuan apa? Adri temanku!" Ucap Riski garang untuk menutupi gugupnya."Teman? Kau pelukan dengan dia, lalu ciuman dan berdesah-desahan? apa kau pikir aku gak tau?" Jawab Bani blak-blakan.
"Gak usah fitnah kau anjing!" Tukas Riski.
"Aku dengar semua dari telepon tadi malam" Tanggapan Bani.
"Ooo berarti kau si pengganggu tadi malam" ucap Riski cuek masih dengan suara keras.
"Apa yang kau lakukan dengannya?" Tanya Bani dengan sorot mata berapi-api.
"Bukan urusanmu!" Ucap Riski ketus.
"Sekarang jadi urusanku, dia temanku" Sengit Bani pula.
"Okelah, kau mau taukan? Jangan menangis ya! Dengarkan baik-baik, pertama aku mencium bibirnya, membuka pakaiannya meraba seluruh tubuhnya, menghisap, menjilat hingga dia mendesah keenakan, terus.." Ucap Riski terpotong karena sengaja buat memanas-manasi.
"Terus apa?" Tanya Bani semakin geram, kulit wajahnya yang cerah tampak begitu merah laksana bara.
"Aku rasa kau tau sendiri kelanjutannya" Riski sunggingkan senyum mengejek. Lalu tangannya membuat gesture jari jempol terselip di antara jari telunjuk dan jari tengah.
"Anjing! Kau ngentot dengan nya!" Bani tak dapat menahan amarahnya lagi. Langsung dia menerjang Riski dengan tendangan sekuat tenaga.
Riski cepat mengelak walau tendangan itu sempat menyerempet pinggangnya sedikit, keduanya lalu bergumul hebat.
Tak butuh waktu lama bagi perkelahianbitu untuk membuat wajah dan tubuh keduanya penuh memar, apalagi Bani, kemejanya telah robek dengan kancing berputusan terkena betotan Riski.
Tiba-tiba terdengar teriakan seseorang.
"Hei jangan berantem! Udah banyak duit bapak kalian rupanya?" Seorang warga yang tengah lewat melihat aksi mereka dan cepat melerai. Lalu terdengarlah teriakan bapak paruh baya itu meminta tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)
RomanceSeorang pemuda yang tergila-gila dengan sahabat adiknya bernama Bani. Apakah perasaannya akan terbalas? Apakah Bani straight atau gay? Bagaimanakah akhir dari perasaan sayang itu?