Bani & Putri POV:
Putri terbangun setelah tadi malam tubuhnya habis dihajar Bani. Dengan mata sembab karena menangis dia bangkit dari ranjang. Sebenarnya tubuhnya sehat, tapi karena hatinya yang sakit semua raganya menjadi lemah. Dia berdiri di depan cermin dengan mata berkaca-kaca.
"Kurang cantikkah aku? Kurang baikkah aku? Mengapa seorang wanita sepertiku malah kalah dengan seorang laki-laki banci" rutuk Putri yang masih meratapi tragedi di rumah tangganya. Ketika dia ingat pada suaminya, seketika semangatnya menggumpal.
"Dimana suamiku? Tidak, dia tidak boleh kembali menemui pria Dajjal itu" seperti induk ayam kehilangan anak, Putri mencari sosok Bani di tiap sudut rumah.
"Tidak ada" semakin bertambah khawatir lah perempuan ini.
"Aku harus menyelamatkan perkawinan ku ini, menyelamatkan suamiku dari hasutan sesat itu"Sesampainya diluar pagar rumah, dia berpapasan dengan seorang tetangganya. Tentu saja tetangganya itu keheranan melihat perempuan itu tergesa-gesa dengan wajah sedikit memar akibat kena tampar tadi malam dan hanya memakai piyama tidur.
"Lihat suamiku mbak?" Tanya Putri.
"Lho, kalau pagi gini kan suamimu biasanya mengecek ternaknya" jelas tetangganya.
Astaga, sangking kalutnya Putri lupa akan aktifitas suaminya. Dia baru ngeh ketika memeriksa rumah memang benar, pakaian dan sepatu kerja suaminya sudah tidak ada. Suaminya pergi kerja tanpa membangunkannya, tanpa meminta dibuatkan sarapan, kemesraannya hilang sudah.
Dengan mata menangis kembali dia masuk ke dalam kamar, saat itulah matanya membentur laci lemari Yang senantiasa terkunci, dia mulai curiga dan ingin tahu, apa sebenarnya yang disimpan suaminya hingga dirahasiakan seperti itu.
Putri beranjak ke gudang, mengambil linggis dan segera kembali.Dengan hati panas, dia mencongkel laci itu, dengan kasar dan brutal.
"Krak" Laci itu terkuak lepas paksa, beberapa bagian lemari tampak cobel.
Melihat itu lemaslah sekujur tubuh Putri. Dugaannya benar, di dalam laci itu penuh oleh album foto Bani dan Adri. Bahkan dia mendapati ada kaos dan pakaian dalam, yang jelas bukan milik Bani.
"Pasti ini milik si anjing itu" perempuan ini pun meludah.
Dia memeriksa satu persatu foto itu, ada foto berpelukan, bercium pipi, dan jenis kemesraan lain. Panas sekali hati Putri menyaksikan semua itu.Setelah berteriak histeris di campakkannya semua foto-foto itu hingga berantakan.
"Adri anjing, iblis, banci!" Perempuan ini bermaksud ingin membakar semua benda-benda terkutuk itu. Namun otaknya punya pemikiran lain. Benda ini bisa jadi bukti dan senjata untuk menyudutkan Adri juga suaminya.
Putri meraih ponselnya, dan menelpon ibu mertua.
***Beberapa jam kemudian Bani kembali dari peternakan setelah ditelepon oleh ayahnya, hatinya mulai tidak enak.
"Pasti Putri mengadu, perempuan tak tau diri" batin Bani dengan dada bergetar.Benar saja, begitu tiba di rumah, di ruang tamu dilihatnya sudah ada ayah dan ibunya mendampingi istrinya. Baru saja sosok Bani tiba di depan pintu, Pak Ratno ayahnya dengan tak terkendali bangkit dan mengejarnya, bukkk bukk satu tinjuan dan tendangan mendarat di tubuh pria itu. Bani jatuh terberlutut dengan suara menahan mual. Tendangan ayahnya mendarat di perutnya.
"Itu balasan buatmu yang beraninya menampar perempuan!" Bentak Pak Ratno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)
RomanceSeorang pemuda yang tergila-gila dengan sahabat adiknya bernama Bani. Apakah perasaannya akan terbalas? Apakah Bani straight atau gay? Bagaimanakah akhir dari perasaan sayang itu?