Ada Darahmu Dalam Diriku

2K 116 1
                                    

Hampir jam 12 malam kami bubar, sebenarnya Aji memintaku untuk menginap di rumahnya tapi ku tolak soalnya saat aku melirik pada Bani wajahnya langsung melengos tidak senang.

Bani, dan Putri singgah sebentar ke rumahku, karena Bani katanya ingin numpang kencing. Sedangkan Risky, setelah mengantarku langsung pulang.

Aku mengantarkan Bani menuju kamar mandi sedangkan Putri menunggu di ruang tamu, namun sampai di kamar mandi, Bani justru menarikku ke dalam. Agaknya dia masih belum puas ingin menanyakan hubunganku dengan si gondrong bernama Yoga.

"Siapa itu Yoga? Kenal dimana? Kenapa dia kelihatan akrab dan kegatelan samamu?" Cerocos Bani begitu kami berdua ada di dalam kamar mandi.

"Oke, kau ingatkan saat aku meninggalkan rumahmu malam kemarin, nah di jalan aku mencegat seorang pengendara motor minta diantar pulang. Nah orang itu ternyata Yoga. Kami gak sengaja ketemu" Jelasku.

"Terus?" Tanya Bani masih penuh selidik.

"Katanya dia ingin berteman saja. Sumpah!" Jawabkj sungguh-sungguh, dasar Bani kampret, giliran samaku aja dia sangat mengintimidasi karena cemburu bura, tidakkah dia berpikir kalau aku juga cemburu pada kedekatannya dengan Putri.

"Oke kali ini aku percaya. Jangan dekat-dekag sama si monyet genit itu! Kan sudah kubilang, kau itu milikku, hanya milikku, jadi kau harus jaga perasaanku. Oke aku pulang dulu" Lalu Bani pun mencium kecil bibirku.

Kami keluar kamar mandi setelah ciuman singkat tadi menuju ruang tamu. Aku menyaksikan pria yang kusayangi itu pergi berboncengan dengan pacarnya itu.

"Dasar Putri ganjen, apa maksudnya coba peluk-peluk pinggang Bani?" Gerutuku setelah motor itu menghilang, masih ku ingat bagaiman kedua tangan perempuan itu bergelung ke pinggang Bani di atas motor.
"Bani juga kampret. Jaga perasaanku? Huh tahi kucing" Umpatku lagi, aku pun masuk ke dalam rumah sambil menendang pintuku.

Aku langsung menuju kamar dan hempaskan tubuh diatas ranjang.
"Pling" Ponselku berdering. Sebelah tanganku meraih ponsel di kantongku. Ada satu notifikasi dari akun IG ku.
"Yoga Ramadhan mulai mengikutimu"

Aku tersenyum kecil melihatnya, segera kubuka akun IG ku dan memantau akun bernama Yoga Ramadhan. Foto-foto postingannya khas laki-laki, penuh foto-foto motor RX-King, mungkin itu moyor kesayangannya. Selain itu foto-foto dirinya saat travelling juga sangat menarik perhatianku. Satu foto berhasil membuaatku takjub, foto dengan background sebuah air terjun di hutan yang mana foto itu hanya menampilkan punggung Yoga, mulai dari ujung rambut sampai tulang pinggul. Memang wajahnya tak terlihat, karena yang di ekspos hanyalah punggungnya yang kekar, namun sangat eksotis karena rambut gondrongnya jatuh diatas pundaknya.

"Manis juga" Pujiku sambil tersenyum. Lalu otakku mulai membandingkan antara Bani dan Yoga. Kalau ganteng, jelas lebih ganteng Bani, tapi Yoga punya sesuatu yang membuat mata betah memandang.

"Tring" Saat asik memandangi postingan IG milik Yoga, satu pesan dari nomor baru singgah di aplikasi WA ku. Segera ku buka pesan itu, astaga lagi-lagi dari Yoga, poto profilnya jelas-jelas wajahnya.

"Pasti dia dapat nomorku dari Aji" Batinku dalam hati.

Adapun pesan darinya itu berupa cuplikan video saat aku menyanyi tadi.

"Keren ya" Chatnya lagi.
Lalu disusul satu rekaman audio.

"Bulan saja mengerti diriku aku ini sedang jatuh cinta padamu sayang" Ya ampun itu suara Yoga sedang menyanyi. Suaranya ternyata bagus dan jantan. Akupun takjub.

"Bagus ya suaramu Nyet" Pujiku dengan bercanda membalas chatnya.

"Lebih bagus dari suaramu kan?" Balasnya pula.

"Kalau gitu kenapa bukan kau saja tadi yang nyanyi?" Chatku lagi.

"Sorry lah ya, suaraku ini mahal. Aji aja dulu sempat nawarin aku gabung band nya aku tolak" Chat Yoga lagi.

"Huekk, kok ada ya pria senarsis kau"

"Gak usah ngejek. Aku ini limited edition. Pria langka ciptaan Tuhan yang susah dicari" Tuh kan dia memang narsis dan pede abis, alias tak tahu malu.

"Limited edition dari mananya coba?"

"Lihat aja sendiri" Chat Yoga yang langsung di susul masuknya satu fotonya yang menurutku keren dan cool abis.

'Njir, andai aja aku lebih dulu ketemu dia dari si Bani, mungkin sekarang aku jadi bucinnya' kekehku dalam hati.

"Biasa aja" Balasku gengsi.

"Ganteng gitu kau bilang biasa saja? Apa perlu foto bugilku yang ku kirim padamu?" Balasnya.

Membaca chatnya itu aku langsung terbatuk. Njir nih anak becanda atau memancingku biar sange?

"Gak usah, palingan juga tititmu mini dan mungil" Balasku tak kalah pedas.

"Wkwkwkwk gak usah ngehina gitu lah. Entar lu suka samaku"

Astaga chat Yoga itu langsung membuatku berdebar-debar, gay radarku mulai bereaksi. Mungkinkah Yoga itu gay? Dan dia sadar kalau aku juga sama.

"Maksudnya?" Chatku pula.

"Ah enggak. Gak apa-apa. Cuma jangan terlalu menyepelekan dan menghinaku terus-menerus. Siapa tau suatu saat kau butuh bentuanku. Ingat pepatah yang berbunyi 'Bencilah seseorang sekedarnya saja, karena bisa saja orang yang kamu benci itu kelak menjadi orang yang kamu sayangi'.  Lagi pula jangan lupa ada darahmu di dalam diriku"

'Glekk' aku menelan ludahku, benar, bukankah tadi di rumah Aji, Yoga telah menghisap darah yang keluar dari jariku yang terluka.

"Yog, udah dulu ya aku ngantuk" Cepat-cepat aku membalas ingin mengakhiri acara chattingan ini.

"Oke, semoga mimpi indah bersamaku" Balas chat darinya disertai emot senyum dan sleepy.

Aku memegang dadaku yang mendadak berdebar tak menentu.
"Ada darahmu di dalam diriku" Ya ampun, kata-kata Yoga tadi terus saja melintas di dalam otakku.
Hasilnya aku pun tak bisa tidur dengan nyenyak. Pukul 4 pagi baru aku mulai merasakan kantuk dan terlelap.
***

DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang