Dua hari telah berlalu, malam telah mulai larut, namun aku masih berkutat dengan media sosialku.
"Tak akan habis kesabaranku untuk menunggumu" Sepasang mataku membeliak tatkala membaca status di aplikasi WA milik Yoga, caption itu disertai sebuah foto dimana ada aku dan Yoga yang tengah saling berangkulan di pinggir kolam Pemandian Air Sejuk.
"Yoga, senaif itu kah dirimu? Bagaimana jika orang yang kau tunggu itu tak akan pernah datang padamu" Bisikku dalam hati, karena aku tau status WA Yoga itu ditujukan padaku, sedangkan aku sendiri telah memiliki kekasih.
Aryadi Bani, nama itu masih terukir kuat di dinding jantung, hingga nama itu senantiasa ikut berdesir dalam aliran darahku. Pria tampan yang sukses mencuri hatiku dalam pandangan pertama.
"Apa kabarnya Bani ya?" Dengan bertanya-tanya aku meraih ponselku untuk membuka akun Instagram.Segera ku cari akun milik Bani dengan penuh kerinduan, begitu kutemukan segera aku melihat postingannya. Namun semangat dan rinduku yang membara mendadak sirna, tanganku langsung bergetar hebat, bagaimana tidak? Di sana, di di dinding Instagramnya terpampang belasan fotonya bersama Putri tengah berlibur di Danau Toba. Foto-foto itu bukan foto biasa, namun foto berdua yang memamerkan kedekataan dan kemesraan layaknya pasangan suami istri. Karuan saja jantungku langsung mau meledak dilanda cemburu.
"Babi, pantas saja diajak ke PAS kemarin menolak, ternyata mau enak-enak dengan Putri ganjen itu" Sumpah aku emosi sekali, mataku mulai memanas, apalagi ada postingan sebuah video singkat dimana Putri mencium pipi Bani.
Tak sanggup lagi, aku segera saja mengirimkan pesan kepada Bani.
"Oh bagus ya? Katanya ada acara keluarga, ternyata malah acara enak-enak dengan Putri" Sindirku to the point.
Terdapat notifikasi Bani telah membacanya, kurang tujuh detik Bani langsung menelponku. Aku segera berjalan ke luar kamar dan keluar rumah, mencari tempat sepi agar bisa leluasa meluapkan amarah. Dengan tangan bergetar karena marah aku langsung mengangkat panggilan itu.
"Bang dengerin aku dulu, bukan seperti itu kenyataannya?" Terdengar suara Bani dengan nada resah.
"Kenyataan apa? Jelas-jelas kalian pelukan, jelas-jelas kalian ciuman. Hebat! Hebat sekali kelakuanmu itu bocah!" Makiku tak tertahan lagi.
"Oke aku salah, tapi sumpah aku melakukan itu semua dengan Putri tanpa rasa, semua karena terpaksa" Jelas Bani.
"Heleh tanpa rasa kan cuma di mulut. Lain di hati. Siapa yang tahu kalau di Danau Toba yang indah itu kalian menginap di hotel dan tidur bareng, waw romantisnya" Cecarku lagi
"Bang terlalu jauh kau menuduhku kesana. Ini cuma liburan keluarga"
"Liburan keluarga tapi foto cuma berdua? Giliran aku yang ajak liburan kau tak mau! Giliran Putri langsung tancap gas, iyakan?"
"Bang gimana lagi aku harus menjelaskan padamu?" Suara Bani terdengar mulai memberat, entah menahan sedih entah karena juga menahan marah.
"Enggak usah dijelaskan. Ingat Bani! Kalau kau bisa main gila samaku, aku juga bisa lebih gila darimu!" Ucapku geram dengan nada mengancam, lalu tuttt aku memutuskan sambungan telepon.
Dengan geram aku segera memposting foto-fotoku sewaktu di PAS bersama Yoga, bahkan tak tanggung-tanggung, foto profil ku ganti dengan foto aku tengah berangkulan dengan Yoga. Dengan puas aku melangkah tegap ke dalam rumah dan menuju kamar. Memang nampaknya aku tegar, tapi nyatanya begitu pintu kamar ku tutup, air mataku pun langsung tumpah.
Sekian menit terdengar ponselku berdering, kembali Bani menelpon namun ku abaikan. Kemudian Bani mengirimkan pesan suara.
"Anjing! Apa maksudmu Adri? Kau main gila dengan Yoga? Setan, anjing, kontol" Entah makian apa lagi yang terekam dalam pesan suara itu, aku segera mensenyapkan ponselku dan memutuskan tidur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ADALAH BANIKU (SELESAI)
RomanceSeorang pemuda yang tergila-gila dengan sahabat adiknya bernama Bani. Apakah perasaannya akan terbalas? Apakah Bani straight atau gay? Bagaimanakah akhir dari perasaan sayang itu?