"YOU bestkan tempat ni." Komen Aulia.
Ezhar yang dari tadi diam mengangguk sambil tersenyum. Ezhar sebenarnya tidak ingin keluar malam tapi kerna Abi nya, Ezhar harus juga keluar malam, bersama Aulia lagi tu. Ezhar mencari sosok adik angkatnya Edrea di rumah tadi, tapi gadis itu seperti di telan bumi. Pergi tanpa mengucap kata.
Ezhar risau. Ezhar ada menanya pada Abi nya ke mana Edrea. Abinya cuma cakap Edrea keluar bersama kawan-kawannya.
Aulia memegang tangan Ezhar yang bebas.
"Awak ok tak?" Tanya Aulia.
Ezhar mengangguk "Ya saya ok."
"Hai baby boy." Tegur seseorang.
Tangan si gadis melingkar di leher Ezhar membuat si tuan badan terkejut. Malah bibir gadis itu sangat dekat di telinga Ezhar. Ezhar memutar tubuhnya ke arah belakang. Aulia pula tangan gadis itu berkepal ketika dirinya sangat mengenal wanita yang memeluk Ezhar dari belakang.
"Edrea." Tegur Aulia.
"Kami tak tahu pula kau ada di sini."
"Saja. Saja datang sini. Lagipula hotel ni terbuka untuk semua orang. So tak salah kan kalau aku singgah sini." Gigi Aulia berketap menahan marah.
Edrea duduk di kerusi kosong sebelah Ezhar. Tangan Ezhar dipegang kuat oleh Edrea di balik kain pembalut meja itu.
"Apa yang korang bincangkan?" Tanya Edrea.
"Bincang pasal majlis tunang bulan depan. Betul tak you?" Aulia sengaja memanas-manaskan Edrea.
Edrea mengenggam tangan Ezhar lagi kuat. Edrea adalah Edrea seseorang yang pandai menahan emosi.
"Oh. Aku rasa itu akan jadi angan-angan kau. Kerna apa..." Edrea menatap wajah penuh Ezhar yang kini menatapnya sayu.
Edrea menempel bibirnya ke bibir Ezhar. Mata Ezhar membesar begitu juga Aulia.
"Kerna dia milikku!" Tegas Edrea.
Lalu Edrea membawa tubuh Ezhar hilang dari penglihatan Aulia. Genggaman tangan pada tangan Ezhar tidak dilepaskan.
Ezhar berhenti begitu juga dengan langkah Edrea terhenti. Edrea berpaling menghadap Ezhar yang menatapnya. Dengan sangat lembut Ezhar melepaskan genggaman tangan Edrea dari tangannya. Kening Edrea berkerut.
"Apa maksud nya?" Edrea blank dengan soalan Ezhar.
"Kau berkata aku milikmu. Itu apa maksudnya?" Ulang Ezhar.
Edrea terkekeh.
"Iya kau memang milikku." Ezhar, hati nya berbunga-bunga mendengar ayat yang terlontar dari bibir Edrea.
"Milikku yang akan aku seksa. Aku hina dan sakiti hatinya."
Hati yang tadi nya berbunga-bunga kini layu kembali. Edrea memang pandai mempermainkan perasaan Ezhar. Seperti menerbang kan kita ke awan tapi jatuh kembali ke tanah.
"Apa yang kau harapkan Ezhar? Cinta? Jangan mimpi..kan aku sudah kata..."
"Lelaki tidak sempurna seperti aku tidak layak untuk kau." Lanjut Ezhar.
"Tahu pun."
"Tapi kenapa awak selalu memberi harapan itu. Setiap ciuman yang awak lakukan menyakinkan saya bahwa ada harapan untuk saya bersama awak." Tegas Ezhar.
"Kenapa Edrea Ishana?. You always play with my heart." Airmata Ezhar mengalir.
"Dah pulang sekarang. Kau berani keluar tanpa pengetahuan ku." Seru Edrea.