Suamiku Impoten? [End]

1. Kirana Widyanti

Pagi ini terlihat sangat cerah. Sepertinya cuaca mendukungnya biar cepat menemukan pekerjaan.

Wanita umur 25 tahun itu tidak patah arang mencari pekerjaan. Selepas ia di PHK dari kantor sebulan lalu membuatnya kini harus mencari pekerjaan lain.

Ia kesana kemari mencari restoran maupun cafe yang ada lowongan kerja.

Satupun tidak ada yang menerimanya bekerja.  Kata mereka cewek secantik aku tidak mungkin bisa bekerja ditempat mereka. Alasan yang tidak berdasar.

Setidaknya terima dulu dan lihat cara kerjaku kek. Semakin ia memikirkannya semakin puyeng saja kepalanya.

Karina melewati sebuah pajangan dipinggir jalan. Ada berbagai majalah serta koran yang terpajang. Tiba-tiba lampu dalam otaknya menyalah.

Ia mendekati pajangan itu dan mengambil sebuah koran. Setelah membayarnya ia memutuskan langsung pulang kerumahnya saja. Siang bolong begini membuat kepalanya sakit.

Rumah minimalis itu terlihat asri. Taman didepan maupun disamping rumah sangat indah di pandang. Banyak jenis bunga yang ditanam disana.

Rumah itu milik wanita yang sedang duduk santai diruang tamu ini. Ia membuka koran itu dengan antusias. Semoga ada lowongan pikirnya.

Ada lima lowongan yang tertera di lembar informasi koran ini. Semua membutuhkan sekretaris. Ia harus mencobanya. Kalau diterima ya Alhamdulillah, kalaupun  tidak juga ya bersyukur juga.

Seminggu kemudian dia mendapat telpon dari perusahaan yang ia kirimin lamaran kerja. Ia diberi tahu bahwa besok ada wawancara kerja.

Ia kegirangan. Ia lolos? Wah. Dia harus menyiapkan semuanya.

***
Wanita itu kini sedang menunggu didepan ruangan yang akan ia masuki untuk wawancara. Jantungnya bertalu ia gugup. Tapi ia harus menepis demi kelancaran wawancaranya.

Setelah hampir satu jam ia keluar dari ruangan wawancara itu. Ia lega semua pertanyaan yang dilontarkan tidak ada yang susah.

Kabar baiknya, besok dia sudah mulai bekerja. Dan tugas-tugasnya sudah dijelaskan tadi didalam oleh sekretaris yang akan ia ganti posisinya.

Tbc

Voment???😳