Kirana menunggu taksi saat keluar dari pintu masuk bandara. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepannya. Dia mendengus saat tahu siapa pemilik mobil tersebut.
"Ayo masuk..."
"Sorry gue naik taksi"
"Kiranaa..."
"Apa?" Kirana meninggalkan mobil Deriel dan membuka pintu taksi yang berhenti dibelakang mobil pria itu.
"Jalan pak..." hari ini dia langsung kerumahnya saja. Seketika dia sedih mengingat mertua nya yang baik hati itu.
★★★
"Loh... Udah pulang? Kirana mana?" Deriel tidak menyangka orang tuanya masih berada dirumah.
"Iya... Ada masalah di kantor makanya cepat pulang...dan Kirana masih ada urusan sedikit ma"
"Ck... Sepenting apasih dari bulan madu kalian?"
"Aku naik dulu, aku mau langsung ke kantor" Deriel meninggalkan mamanya.
"Derieell... Dengar dulu mama bicara..."
Deriel tidak menghiraukan mamanya, dia membuka pintu kamar dan memijit kepalanya yang pening, istrinya tidak pulang kesini.
"Cukup ya... Gue tidak mau berurusan lagi sama penipu kayak lo, sampai di Jakarta ceraikan aku"
Terngiang dikepalanya ucapan istrinya yang penuh emosi itu. Deriel beranjak pergi untuk menemui istrinya.
Dia memacu mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju rumah Kirana.
Dia turun dari mobil, rumah istrinya sepi tidak ada tanda-tanda apapun keberadaan wanita itu.
Ia ketuk pintu itu.
"Kiran... Kamu ada didalam? Kiran.. Buka pintunya..." Deriel tidak mendengar gerakan apapun didalam itu tandanya istrinya memamg tidak berada dirumah.
"Kemana sih kamu Yank?"
Dan benar saja, Kirana saat ini berada di cafe Kingston tepatnya dihalaman samping cafe sedang berhadapan dengan sahabat nya Gea.
Gea hanya diam melihat sahabatnya sedang menangis tersedu-sedu tanpa tahu masalahnya apa, tisu-tisu bekas berceceran dimeja.
"Udah??" Kirana masih sesegukan. Gea setia menunggu wanita itu bicara menjelaskan apa yang terjadi, pasalnya wanita ini mereka ketahui baru menikah dan kabarnya sedang bulan madu tapi tiba-tiba berada disini dengan koper dan juga wajah yang sembab. Gea berpikir masalah apa sampai-sampai Kirana seperti ini?
Gea menoleh kearah pintu samping merasa ada orang disana. Ternyata Seno.
Gea menggeleng kearah Seno yang bertanya dengan isyarat bibir.
Kirana berdiri setelah menyeka wajahnya dengan tisu.
"Ge... Aku pulang ya.. Makasih sudah menemaniku menangis" Gea menganga tak percaya.
"Dah gitu aja?" Kirana mengangguk.
"Nanti aku jelasin" Kirana mengeret kopernya pergi. Gea memilih menahan rasa penasarannya.
Seno datang membawa teh.
"Loh... Kakak ipar mana?"
"Udah pergi.."
"Oh gitu... Ada masalah pasti dia sama bang Deriel"
"Mungkin, feelingku juga mengatakan begitu"
"Ya udah... Ini tehnya kita minum aja..." Gea mengangguk lalu terkekeh.
"Kenapa?"
"Lucu aja, sama kak Kiran... Dia datang kesini hanya buat nangis aja, kamu tahu dia bilangnya apa?" Seno menggeleng.
"Makasih sudah menemaniku menangis"
"Hahah... Absurd banget kakak ipar kita itu ternyata"
"Kirana datang kesini?" Seno dan Gea kaget dengan kehadiran Deriel.
"Kageett..." Gea dan Seno menatap Deriel sengit.
"Kiran kesini?"
"Iya... Dia datang numpang nangis dan pergi gitu aja, emang ada apa sih bang?" Seno bertanya.
"Nanti ya... Aku pergi..."
"Ckck... Dahlahh..." Gea terkekeh melihat Seno.
"Yuk kerja..." Gea berdiri diikuti Seno. Lebih baik mereka kerja daripada memikirkan pasangan absurd itu.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Impoten? [End]
RomanceKirana Widyanti gadis berumur 25 tahun berusaha mencari kerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Akhirnya dia menjadi sekretaris seorang Deriel Alfiansyah pria yang memiliki rahasia. Bagaimana reaksi Kirana mengetahui rahasia tersebut? ~mulai update...