2. Deriel Alfiansyah

2.7K 55 0
                                    

Pria tinggi yang memiliki tubuh atletis itu menjadi tontonan gratis bagi pengunjung yang ada di lapangan ini.

Pasalnya lelaki itu hanya memakai singlet ketat dan mencetak perut serta keringat yang bercucuran menambah ketampanan lelaki itu.

Dibalik itu semua ada rahasia yang harus ia simpan dalam-dalam. Rahasia yang begitu menyakitkan. Dari rahasia itulah ia menjadi seperti ini sampai sekarang.

Tidak mempedulikan wanita yang mendekat maupun yang menggodanya.

Setiap hari setelah subuh dia joging mengelilingi lapangan yang berada satu komplex dengan rumahnya.

Setelah menyelesaikan olahraganya lelaki itu pulang kerumah.

Sampai dikediamannya mama papanya entah kemana, karena rumah sangat sepi hanya beberapa pekerja yang terlihat.

Mungkin mama papanya sedang honeymoon. Satu kata yang selalu diucapkan mamanya tiap kali di tanya.

***

Hari ini dia mengunjungi kantornya. Bisnis keluarga ini dia yang mengurusnya setelah ayahnya memilih pensiun dini.

"Lena keruanganku sekarang" Wanita itu mengekori atasannya keruang Ceo.

"Gimana kabarmu hari ini Lena?"

"Baik pak... Tumben hari ini datang ngantor pak" Deriel hanya merotasikan matanya.

"Ada berkas yang harus ditanda tangani?"

"Oh iya pak... Bentar..." Lena keluar untuk mengambil berkas yang lupa dibawah

"Ini pak.."

"Ini tugasmu yang terakhir ya?"

"Iya pak betul"

"Yang ganti sudah ada?"

"Yoi pak... Aku sudah menjelaskan tugas-tugasnya pas wawancara kemarin"

"Baguslah... Salam sama suamimu"

"Siapp pak... Saya permisi"

Deriel memang terkenal ramah terhadap kariawannya. Dan mengaggap mereka sebagai kawan.

Makanya sekretarisnya menganggap bosnya ini juga sebagai kawan.

Jadi terbawa kedalam interaksi mereka ini seperti bukan atasan dan bawahan.

***
Kini Deriel memasuki cafe yang tiap harinya semakin ramai pengunjung.

Deriel langsung melangkahkan kakinya kelantai atas untuk menyapa dua temannya .

Tok
Tok
Tok

"Masuk"

"Ohh....lama tak jumpa bang" Seno menyalaminya ala lelaki.

"Sok sibuk makanya gak pernah kasih kabar" Ucapan sinis itu hanya dibalas dengan cengengesan saja.

Deriel duduk disingle sofa diruangan itu. Dia meneliti ruangan ini sudah banyak diubah ternyata.

"Yang... Tolong bawakan minum ya sama beberapa camilan, ada abang Deriel nih diatas" Seno sedang menelepon kasir cafe alias pacarnya.

"Sudah lama aku tak berkunjung kesini makin indah aja nih ruangan lu"

"Yoi bro.. Biar tampil beda gitu"

"Mana Ariel?"

"Biasa lagi ngontrol yang ada di dapur"

Ceklek

"Eh bang... Udah lama?" Ariel masuk mendapati Deriel ada diruangan ini.

"Barusan"

Mereka ngobrol bertiga seperti sudah lama tidak bertemu.

Tbc

VOMENT mana?😳

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang