Kirana pagi ini terlihat lesuh tak bertenaga. Dia begitu marah kepada suaminya yang menyebabkan ini semua.
"Kamu kenapa sayang?" Deriel bertanya karena istrinya begitu beda hari ini.
"Kamu masih nanya aku kenapa?" jawabnya dengan suara yang terdengar kesal.
"Itulah kenapa aku nanya, karena aku tidak tahu"
"Brengsek.... Ini gara-gara kamu, tau nggak? Tiap hari nggak ada puasnya, mentang-mentang udah sembuh, seenaknya celup-celup tanpa tahu kondisi aku yang mau mati, hah" Karina mengeluarkan unek-uneknya selama hampir sebulanan ini semenjak suaminya sembuh dari impotensinya.
Deriel menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Mau celupin aku boleh, tapi nggak gitu juga, tenagaku ini terbatas, kalau kamu terus buat aku begini, mungkin aku bentar lagi mati"
"Sayang.." teriaknya.
"APA?!"
"Jangan ngomong gitu ya... Aku minta maaf karena aku tidak bisa membendung birahiku kalau lagi dekat sama kamu sayang" ucapnya lemah lembut.
"Coba kamu alihkan pikiran itu, cari kesibukan kek biar nggak melulu mikirin vagina"
"Aku udah coba sayang beneran deh, tapi tetap aja penisku mengeras" Deriel memeluk istrinya dari belakang.
"Kamu merasakannya kan? ini buktinya, kamu lagi marahpun tidak mempan sama dia" Karina berbalik lalu menendang selangkangan suaminya.
"Arrggh...KIRANAA"
"MAKANYA KONDISIKAN"
"Kalau dia letoy lagi gimana? kamu mau aku nggak bisa berdiri lagi?"
"Pokoknya aku tidak perduli ya.. Mulai besok kamu harus atur nafsumu itu" Kirana keluar dari kamar dan membiarkan suaminya menahan sakit pada selangkangannya.
Deriel meringis menahan sakit, penisnya begitu ngilu, tendangan istrinya tidak main-main.
"Makanya kamu harus mendengarkanku, gini kan jadinya?" ucap Deriel bermonolog.
Lalu dia terkekeh, memang betul hampir sebulanan ini dia jarang masuk kantor hanya karena nafsunya begitu meledak-ledak. Hanya ingin bersenggama terus sama istrinya.
Penisnya begitu suka jika sudah masuk keliang vagina istrinya dan menggenjot istrinya brutal.
Plaakkk.
Deriel memukul kepalanya. Sial. Dia harus mandi.
Pria itu berdiri lalu masuk kekamar mandi, dia harus mandi dan berangkat kekantor.
★★★
Kirana kembali dari supermarket yang berada di depan apartemen. Mobil suaminya sudah tidak ada lagi diparkiran, pasti suaminya sudah ke kantor.
Kirana kedapur lalu mencuci buah-buahan yang dia beli tadi. Dia harus memulihkan kondisinya lagi dan lagi.
Dia udah dua mingguan ini selalu mengonsumsi buah dan di domping dengan susu beruang agar dia tidak drop dan cara itu berhasil.
Suaminya begitu mengerikan akhir-akhir ini, seperti memiliki tenaga kuda membuatnya begitu kewalahan.
Kirana terdiam setelah dia ingat apa yang ia perbuat pada suaminya pagi ini, semoga tidak apa-apa pikirnya.
Untungnya suaminya itu sudah mencari sekretaris baru untuk menggantikannya jadi dia bisa berleha-leha.
Tak lama Kirana mendengar bel yang berbunyi.
Kirana membuka pintu.
"Oh mama? Ayok masuk" Yusnita ibu mertuanya.
"Deriel kerja?"
"Iya ma.. Papa mana?"
"Papamu biasa sedang mengunjungi perkebunannya" Kirana beroh ria.
"Gimana sayang?" tanya Yusnita menatap Kirana.
"Apanya ma?"
"Itu.." Kirana mengerti dengan pandangan mertuanya.
"Hehe.. Doain ya ma... Biar rezekinya cepat"
"Aamiin... Jaga kondisi kamu ya... Jangan capek-capek"
"Iya ma... Mama mau buah? Kebetulan Kiran baru dari supermarket barusan beli"
"Boleh..." Yusnita tersenyum menatap punggung menantunya. Dia bersyukur anaknya mendapatkan Kirana sebagai istri.
"Ini ma..." Kirana meletakan buah diatas meja.
Kedua wanita berbeda usia saling berbagi cerita dan pengalaman sembari bersenda gurau.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Impoten? [End]
RomanceKirana Widyanti gadis berumur 25 tahun berusaha mencari kerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Akhirnya dia menjadi sekretaris seorang Deriel Alfiansyah pria yang memiliki rahasia. Bagaimana reaksi Kirana mengetahui rahasia tersebut? ~mulai update...