22. Lamaran

714 18 0
                                    

Gea meninggalkan Kirana karena Seno memanggilnya dari arah dapur. Gea mendekati Seno yang berdiri di samping pintu masuk ke dapur.

"Ada apa?"

"Kak Kirana ajak ngobrol dulu ya sebentar, Abang Deriel mau ngasih surprise" Gea tersentak.

"Benarkah?" Seno mengangguk.

"Baiklah" ucap Gea sumringah. Dia yakin ka Deriel akan melamar ka Kirana dengan cara romantis seperti yang di inginkan oleh Kirana.

Gea menghampiri Kirana.

"Kak... Kita jalan-jalan dulu yuk mau?"

"Terus pekerjaan kamu gimana?"

"Kak Kiran tenang aja, barusan aku sudah minta izin"

"Oh gitu? Ya udah yuk..."

Keduanya keluar dari cafe Kingston, Gea mengirim chat kepada Seno memberitahukan kalau Kirana ia ajak jalan-jalan bentar.

Seno yang mendapat chat dari Gea pacarnya menoleh ke Deriel.

"Gea ngajak ka Kiran jalan-jalan, ayok kita siapin suprise nya" Deriel mengangguk.

Seno keluar dari ruangan nya. Ia masuk ke dapur untuk memberitahukan kepada pegawainya.

"Guys siapin makanan spesial ya...karena ada yang mau ngelamar pacarnya hari ini, oke?"

"Baik bos.."

Ide ini berasal dari Seno setelah ia mendengar kalau abangnya ini melamar ceweknya hanya asal-asalan seperti meminta permen saja, dia akui abangnya ini memang tidak romantis sama sekali.

★★★

Kirana bingung Gea mengajaknya ke tempat spa.

"Ngapain kesini?"

"Udah ikut aja... Kita nge spa dulu"

"Kamu sering kesini?" Gea menggeleng.

"Baru kali ini"

"Aduh Gea, nggak usah deh, yuk kita jalan-jalan ke taman kota aja deh"

"Apa salahnya kita nyoba, Ayuk ah" Kirana terpaksa masuk karena dirinya di seret masuk oleh Gea.

Gea memasukan ponselnya setelah dia berkirim pesan dengan Seno.

Kirana dan juga Gea bertemu petugas spa, petugas spa itu menjelaskan ada promo menarik yang sedang berlangsung dan syukurlah biayanya tidak menguras kantong.

"Mumpung promo kan? Kita ambil ya?" Kirana berpikir.

"Ayoklah jangan banyak mikir" Kirana menghela nafasnya lalu mengangguk.

Gea tersenyum.

"Mba... Kita ambil yang ini ya..."

"Baik... Silahkan ikut saya"

Kirana dan juga Gea tercengang setelah masuk kedalam. Ini lumayan elit ruangannya.

Tak lama petugas lain masuk.

"Sudah siap? Kita sudah boleh mulai?"

"Siap mba.."

Keduanya masuk keruangan yang sama untuk melakukan treatment pada tubuh mereka.

Kegiatan spa berlangsung kurang lebih satu jam.

"Gimana? Segar kan?" Kirana mengangguk.

"Segar"

"Sekarang yuk kita kesana" Kirana menoleh kearah yang ditunjuk Gea.

"Aduh Gea, kita pulang aja yuk..."

"Nggak... Yuk kita belanja dulu" Kirana nurut saja.

Gea memilih gaun yang cocok buat Kirana, Kirana mengikuti Gea dengan bosan.

"Nih... Sana coba dulu diruang pas" Gea menyerahkan gaun cantik kepada Kirana.

"Kok aku?"

"Udah sana..." Gea mendorong Kirana. Kirana masuk ke ruang pas yang berada disudut.

Tak lama Kirana keluar. Gea bertepuk tangan pelan.

"Pas banget... Udah nggak usah di ganti" Gea mencabut barcode yang terdapat di gaun tersebut. Kirana melotot.

"Geaa... Kenapa dicabutt" Kirana panik.

"Udah diem" Gea melihat-lihat sesuatu, setelah ia melihatnya lalu mendekat kearah display high hills lalu menoleh kepada Kirana.

"Nomer 37 kan?" Kirana bingung dengan Gea.

"Maksudnya?"

"Sepatu kak Kiran nomer 37 kan?" Kirana beroh ria lalu mengangguk.

"Oke pas" Gea meraih high hills yang sederhana dengan nomer kaki 37.

Gea menghampiri kasir lalu menyerahkan barcode yang ia copot dari baju yang Kirana pakai lalu menaruh high hills diatas meja kasir.

"Rp 250.000 gaun, Rp 150.000 high hills mba" Gea menyerahkan uang sesuai yang disebutkan tadi.

"Minta notanya ya mba" sang kasir mengangguk lalu menyerahkan kertas kecil kepada Gea.

"Yukkk ka..." Gea memegang pergelangan tangan Kirana.

"Ge... Aku capek, mau pulang aja"

"Bentar, aku janji ini terakhir"

"Emang mau kemana lagi?" Tanya Kirana setelah keluar dari toko baju yang mereka masuki. Gea menelisik area toko.

"Kesanaa... Untung ada" Gea menarik tangan Kirana lagi.

"Eheh... Geaa..." Kirana terseok-seok karena Gea berlari kecil.

"Salon?" Gea tidak merespon.

"Haloo... Mba... Tolong dandanin kakak saya ya? Jangan terlalu menor, tapi harus cantik"

"Baik mba..."

Gea mendudukan Kirana yang ternganga dengan kelakuannya yang tidak dipedulikan oleh Gea sendiri.

Kirana pasrah saja, Gea kerasukan setan apa sampai dirinya dibikin seperti ini.

To be continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang