38. Ke Hotel Yuk

2.1K 28 0
                                    

Deriel pulang mendapati apartemennya sepi.

"Sayang?" panggilnya. Deriel kedapur untuk melihat istrinya.

"Kemana dia?" gumamnya. Deriel melangkah kearah kamar mereka.

Deriel tersenyum sembari menggeleng kepalanya melihat istrinya tertidur. Tumben.

Deriel melepas bajunya lalu kekamar mandi. Tubuhnya gerah. Beberapa menit kemudian dia selesai dan berpakaian nyaman.

Deriel melihat jam sudah menunjukkan hampir jam enam.

"Sayang... Bangun... Udah mau magrib loh" Deriel mengusap kepala istrinya lembut.

Engghh.

"Udah pulang?"

"Iya... Barusan... Kok tumben tidur sore?" Kirana bangun dari tempat tidur.

"Nggak tahu... Tiba-tiba saja pengen tiduran tapi nggak tahunya ketiduran"

"Sayang... Aku mau bicarain sesuatu"

"Apa?"

"Kamu mandi aja dulu, nanti kita bicara" Kirana mengangguk.

★★★

Deriel duduk di sofa menunggu istrinya selesai. Tak lama istrinya keluar dari kamar dan langsung memeluknya manja.

"Mau bicarain apa?" Tanya Kirana.

"Gimana perasaan kamu tinggal di Apartemen?"

"Nggak gimana-gimana, emang kenapa?"

"Aku pengen beli rumah, kamu mau nggak?" tanya Deriel. Kirana melepas pelukannya lalu menatap suaminya.

"Serius?" Deriel mengangguk.

"Yank... Aku punya saran.." Deriel menatap istrinya.

"Apa?"

"Mmm... Gimana kalau kita pindah aja kerumah lama? Rumahku itu masih bagus, takutnya rusak nggak ditempatin, biar kamu nggak usah beli rumah lagi"

"Boleh juga... emang nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa, malah aku lebih suka disana ada taman dan juga tanah dibelakangnya masih luas buat nanam sesuatu gitu, mumpung aku udah nggak kerja aku pengen nerusin hobi aku"

Deriel diam berpikir.

"Gimana kalau rumahnya dibangun lagi?" tanya Deriel.

"Maksud kamu?"

"Maksud aku, rumahnya dibongkar trus dibangun lagi gitu"

"Mmm... Boleh juga... Tapi nggak usah bangun yang terlalu besar ya... Cukup dua kamar aja atau tiga juga boleh"

"Baiklah..." ucap Deriel.

★★★

Deriel setuju dengan ide istrinya dan istrinya pun setuju idenya. Tapi idenya sedikit melenceng dari kemauan istrinya.

Hitung-hitung untuk kebahagiaan istrinya.

Deriel bekerja sama dengan kontraktor ternama yang terkenal karena ingin terbaik untuk rumah masa depan keluarga kecilnya.

Selain itu dia juga membayar arsitek terbaik untuk gambar rumahnya.

Deriel benar-benar menyiapkan segalanya. Dan pekerjaan rumah ini sesuai kontrak 90 hari kerja.

Deriel tersenyum bahagia membayangkan istrinya jika melihat hadiah ini.

Habis itu Deriel melanjutkan pekerjaannya. Dan semua ini Kirana tidak tahu menahu bahwa rencana pembangunan itu sudah akan dimulai dikerjakan lusa.

Deriel meraih gagang telponnya.

"Keruanganku dulu Yank" Deriel menutup sambungan telponnya.

Tak lama istrinya masuk.

"Ada apa?" Deriel berdiri dan menghampiri Kirana.

"Yuk keluar..."

"Kemana? Pekerjaannya sudah selesai?"

"Udah... Yuk.." Deriel meraih telapak tangan Kirana.

Deriel tidak perduli dengan protesan istrinya. Lagian orang-orang kantor sudah tahu mereka adalah suami istri. Salahnya dimana?

Iya kan?

Kirana menyadari bahwa jalan ini menuju arah restoran kingston.

"Kita makan siang dulu ya..." Kirana mengangguk.

"Kamu kok diem? Kenapa? Apa kurang nyaman?" Kirana menggeleng.

"Enggak kok..." Kirana melihat gedung hotel yang mereka lewati lalu menoleh menatap suaminya.

"Stoop dulu..." Deriel menurut.

"Kenapa?"

"Sianggah di hotel dulu yuk... Aku pengen" ucap Kirana menatap suaminya.

Deriel mengangkat alisnya sebelah. Tumben.

"Baiklah.." Deriel memarkirkan mobilnya di tempat yang aman agar tidak kena tilang.

Keduanya masuk hotel yang dimaksud istrinya.

Setelah mereka cek in dan menerima kunci, segera mereka naik dan mencari kamar mereka.

Deriel senyum-senyum melirik istrinya.

"Kamu tahu?"

"Apa?" tanya Kirana

"Aku pernah denger ceramah ustadz gitu di tv, katanya kalo istri minta duluan sama suaminya, pahalanya gede loh" Kirana mengangguk. Deriel ternganga

"Kamu pernah denger?"

"Aku nonton ceramahnya tadi pagi"

"Asyikk... Aku seneng deh kalau kamu selalu kek gini, minta duluan" Kirana menatap suaminya tersenyum malu.

Vibesnya beda kalau sudah sah, pengen iya-iya tinggal bilang dan itu rasanya lega.

To Be Continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang