"Wah... Indah banget" Kirana istriku memandang kagum keindahan alam yang tepat berada di depan balkon kamar hotel saat ini.
Ku akui mama sangat pintar memilih spot bagus untuk pasangan suami istri seperti kami ini.
Aku menaikan sebelah alisku ketika tatapan istriku terpaku padaku.
Dia perlahan mendekatiku, tepat selangkah di depanku dia memeluk ku erat.
Tatapan nakalnya saat ini membuatku merinding. Dan akupun sadar ketika benda kenyal itu menempel di bibirku. Mataku terbelalak sesaat, aku merasakan ciuman kaku yang di lakukan istriku sekarang.
Ciuman pemula.
Aku membalas pelukannya tak kalah erat lalu mengikuti apa mau istriku. Aku membawa tubuh istriku kekasur tanpa melepas tautan bibir kami.
Aku rebahkan tubuhnya perlahan. Aku tatap sorot matanya yang sudah mulai berkabut.
Aku menepis jarak diantara kami, lalu mencium bibirnya kembali, aku mencoba meresapi rasa manis dari bibir istriku.
Ciuman istriku berubah menuntut, akupun merasakan tubuhku mulai mengalami perubahan.
Aku mencoba melepas semua kain yang melekat ditubuh istriku. Wajah istriku kini berpaling malu karena tubuh indahnya sudah tidak ada helai benangpun yang melekat.
Aku menarik tangannya bangun lalu meletakan dikancing bajuku. Dia yang mengerti melakukan apa yang ku mau, melepas satu persatu kancing kemejaku.
Setelah semua terlepas pandangan istriku tertuju pada satu tempat, akupun melihat apa yang dilihatnya.
Deg
Kini giliranku menjadi gugup, tatapan intens yang dilakukan istriku membuatku panas dingin tapi tidak ditempat itu.
"Sa..sayang..." ucapku terbata. Kirana istriku membuang pandangan kecewanya kurasa dia telah mengerti saat ini.
Kirana menatap kembali dengan tangan yang perlahan terangkat dan memegang penisku yang sedari tadi tidak ada reaksi apapun.
Dia mencoba mengocoknya seolah dia sedang memastikan apa yang ada dalam pikirannya.
Beberapa menit mencoba hal tersebut istriku melepas tangannya, wajahnya murung, dan matanya telah berkaca-kaca, sedetik kemudian dia berlari kearah kamar mandi setelah meraih baju yang ia lepas barusan.
Aku menengadahkan wajahku keatas, aku tidak pernah berpikir saat ini akan terjadi.
★★★
Wanita itu sangat terpukul dengan apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Dia terduduk lemas dilantai kamar mandi.
"Apakah ini alasannya?" gumamnya nanar.
Dia tidak menyangka suami yang telah sah menjadi suaminya adalah seorang yang impoten.
"Ma... pa.. Aku harus apa?" katanya dengan suara yang tersedu-sedu. Air mata yang membanjiri wajahnya tidak ia perdulikan.
Dia memukul dadanya yang sesak, dirinya begitu kecewa dengan fakta yang baru ia ketahui.
"Sayaang..." suara terdengar dari luar. Emosi Kirana seketika naik mendengar suara pria itu.
"Pergiiiii.... Brengsekk..." dia mengepalkan tanganya kuat.
Dia menghapus air matanya lalu membuka pintu kamar mandi, ia tergesa-gesa meraih kopernya yang belum sempat ia keluarkan tadi. Ia tidak perduli dengan tatapan yang ia rasakan yang sedang menembus punggungnya saat ini.
"Kamu mau kemana?" Kirana tidak merespon dia malah melangkah mendekati pintu keluar kamar hotel itu.
Ekspektasinya tentang honey moon runtuh seketika.
Deriel berdiri dibelakang pintu yang akan Kirana buka.
"Minggir..." tatapan tajam ia hunuskan kepada Deriel. Pria itu menggeleng.
"Aku bilang minggir.." setiap kata ia tekankan dengan penuh emosi.
"Dengar dulu... Aku mau jelasin tentang ini" ucapnya syarat permohonan.
"Mingir atau aku akan buat perhitungan sama kamu" ancaman yang ia lontarkan tidak membuat Deriel bergeming.
"Jangan pergi...Kita.." Kirana mengepalkan tangannya lalu memberi bogeman mentah keperut Deriel.
Uhukk.
Kirana meninggalkan pria itu yang kesakitan. Dia tidak main-main memberi pukulan itu kepada Deriel.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Impoten? [End]
RomanceKirana Widyanti gadis berumur 25 tahun berusaha mencari kerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Akhirnya dia menjadi sekretaris seorang Deriel Alfiansyah pria yang memiliki rahasia. Bagaimana reaksi Kirana mengetahui rahasia tersebut? ~mulai update...