10. Telpon dari Mama

1.3K 33 0
                                    

Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya hanya tertuju pada sosok yang semalam minta peluk padanya.

Bersyukur dia memasang alarm dan terhindar dari hal yang tidak di inginkan.

Setelah siap, ia keluar dari rumah dan mengunci pintu.

Setelah keluar pagar ia kaget bosnya itu sudah tersenyum kearahnya.

"Selamat pagi... Nona" Sapa pria itu dengan senyum lebarnya yang tidak luntur sedari tadi.

"Pagi... Ngapain pak?"

"Menjemputmu.." Kirana hanya memutar bola matanya malas.

"Ayoklah saya bukan anak kecil, saya bisa tembus ke kantor tanpa bapak jemput"

"Udaahh.. Ayok naik.. Hitung-hitung mengurangi ongkos taksi"

Kirana hanya menggeleng kepalanya. Bener juga.
Gadis itu naik keboncengan, karena dia pakai rok hari ini terpaksa ia duduk menyamping.

Dari kaca spion Kirana bisa melihat pria itu senyum-senyum sendiri. Aneh ni bos.

Tak lama keduanya sampai dikantor. Deriel yang ramah kepada pegawainya hanya melemparkan senyum dan membalas sapaan mereka seperti biasa.

***

Deriel kini sedang memikirkan satu rencana tapi akankah berhasil?

Dia menggelengkan kepalanya dan mencoba fokus kepekerjaannya. Karena terlalu fokus dia melewati jam makan siangnya.

Hingga dering ponsel membuyarkan fokusnya.

Deriel menghela nafasnya pelan. Yang menelepon adalah mamanya.

"Iya ma..."

"Kamu dimana? Kenapa kamu semingguan ini gak kerumah? Mau jadi anak durhaka kamu? Gak sayang mama lagi? Bilang saja kalau sudah tidak sayang?" Mamanya mencercanya dengan pertanyaan yang begitu banyak.

"Mama..."

"Apa? Mau membantah kamu?"

"ISS mama... Bisakan dengar Deriel bicara dulu?"

"Iya mau bicara apa anak ganteng?" Yusnita melunak karena suara anaknya terdengar sedikit manja.

"Aku ada dikantor karena banyak kerjaan makanya belum bisa kerumah"

"Alaahh... Mama tau kamu lagi menghindari mama kan?"

"Mama bicara apa sih?"

"Feeling mama bilang seperti itu, kamu tahu feeling mama itu pasti benar kan?"

"Auh ah... Aku tutup telponnya"

"JANGAN... Bentar dulu, mama kangen loh" Deriel tersenyum mendengar itu.

"Hmmm.... Buat apa mama kangen laki-laki lain selain pria tua itu?" Ucapan Deriel membuat mamanya berdecak kesal.

"Heh... Ngomong apa? Jelas mama kangen kamu kan anak mama bego"

"Mama ini gak boleh ngomong gitu! Ucapan adalah doa, mama mau aku bego? Iyaa... Jahat banget sumpah" Deriel sedikit kesal.

"Hehehe... Maaf-maaf mama nggak sengaja loh, lagian kamu sih"

"Aku tutup aku mau lanjut kerja"

"Iya... Ntar malem kerumah" mamanya menutup telponnya. Deriel menggeleng kepalanya. Mamanya selalu heboh.

Dan benar sih dia menghindari mamanya karena selalu mendesaknya menikah.

Tbc

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang