34. Jari dan Lidah

2K 23 0
                                    

"Shhh..." Kirana sudah tidak mampu lagi menahannya. Lenguhannya teredam ciuman panas yang dilakukan suaminya.

Deriel melepas tautan bibir mereka karena sadar bahwa film yang mereka tonton akan segera berakhir.

"Dirumah aja.. Ok?" Kirana mengangguk lalu menormalkan diri.

★★★

Keduanya sudah masuk ke unit apartemen mereka. Deriel duduk di sofa sembari melepaskan jas kantornya.

Kirana tiba-tiba mengangkangi dirinya lalu melumat bibirnya kasar. Deriel tersenyum.

"Pelan-pelan honey" disela-sela ciuman mereka. Deriel memeluk pinggang istrinya yang sedang melumat habis bibirnya.

Aku melumat habis bibir suamiku. Aku tidak bisa lagi menahan gejolak dalam diriku.

Tangan suamiku sekarang mengelus punggungku. Aku pengen dipuaskan.

"Puaskan aku!!" ucapku terengah menatap mata suamiku. Kupastikan dia mengerti saat wajah merah dan juga nafas memburuku ini tanda apa.

"Baiklah sayang..." dia mengangkatku otomatis kakiku melingkar pada pinggangnya.

Aku membantunya membuka kenop pintu kamar kami, ia merebahkan tubuhku diranjang.

Dia menciumku kembali, menjilat, menginggit bibirku pelan agar terbuka untuk mengisap lidahku.

Tangannya bergerilya diatas tubuhku. Meremas kedua payudaraku yang masih tertutup pakaian.

"Mmm..." Ciumannya terlepas beralih pada leherku. Ia jilat, ia kecup membuatku bergelinjang enak, dia seperti pemain yang profesional.

Ia melepas kancing kemejaku satu persatu. Aku bisa melihat wajahnya dari bawah.

Bibirku aku gigit sensual menatap wajahnya yang begitu tampan. Punggungku melengkung agar dia mudah melepas kemejaku.

"Indah.." ucapnya, aku membuang wajahku malu.

Dia mencapit pipiku dengan sebelah tangannya, lalu ia cium bibirku lagi lalu perlahan turun keleherku lagi sembari tangannya memainkan putingku yang mengeras.

"Ahhhss..." aku menutup mataku yang berkabut.

Dia mengecup dadaku lalu turun kepayudara. Ia mengecup dan mengulum putingku.

"Ahhh..." aku melihat apa yang ia lakukan. Ia jilat putingku dengan ujung lidahnya yang basah.

"Aahhh... Yank..." Aku mendesah. Kini payudara ku yang sebelah menjadi korban jilatan basah suamiku.

Setelah puas dengan payudaraku dia turun kepusarku. Ia melepas lapisan terakhir yang menutup area intiku.

Ia tekuk lututku lalu ia buka agak lebar. Dia menatapku.

"Indah..." aku malu saat dia berkata begitu.

Aku merasakan jarinya mengusap vaginaku, tubuhku tersengat saat jarinya membuka bibir vaginaku.

"Aku akan memuaskanmu dengan jariku" Aku mengangguk.

"Aku masukan ya.." aku mengangguk lagi.

Dia memasukan jari tengahnya perlahan agar tidak menyakitiku karena memang aku masih perawan.

Ia gerakan jerinya keluar masuk, aku ternganga karena rasanya ini begitu nikmat.

"Enak?" aku tidak menjawab.

Dia menambah kecepatan jarinya keluar masuk, membuatku menggelinjang. Ini benar-benar nikmat.

"Aahhhhhh.... Ssshhhh..."

Suamiku tersenyum licik, dia menambah satu jarinya lagi membuatku ternganga lagi menatapnya.

"Aahhh... Aahhh sshhh... Mmmhh.." aku menggingit bibirku menahan desahanku.

"Jangan di gigit nanti luka, keluarkan desahanmu sayang, jangan ditahan" Sedangkan jarinya semakin cepat keluar masuk dalam liangku yang sangat basah.

"Aku tidak tahaann.... Ahhh... Sshhh cukuup... Ahhh" suamiku tidak mendengar malah semakin cepat gerakan jarinya.

"Ahhhhhh" aku merasakan cairan hangat keluar dari vaginaku.

Suamiku tersenyum.

"Gimana enak?" Aku mengangguk. Tubuhku lemas, nafasku memburu belum sempat aku mengatakan sesuatu, aku merasakan jilatan. Aku melihat lagi apa yang ia lakukan.

"Ooouhhhh... Apa yang kamu lakukan?"

Dia tidak menjawab malah menjilati vaginaku yang penuh dengan cairan putih kental seolah itu adalah sebuah es krim.

"Ohhh..." punggungku melengkung, kepalaku mendongak, ini sungguh nikmat dari yang tadi.

Lidah nya ia masukan ke lubang vaginaku, sesekali ia menginggit kacangku membuatku menggelinjang berulang kali.

"Ooohhh Derriiielll... Sshhhhh"

Ia menyedot cairan yang keluar lagi, aku ulurkan tanganku mengusap kepala suamiku dan aku tekan pelan kepalanya agar lidah yang ia masukan semakin masuk kelubang vaginaku.

"Ah..ah... Uh...ahh.. Enak Yank" Tak lama akupun keluar lagi dan lagi. Permainan jari dan lidah memang begitu sangat nikmat.

Kini tubuhku benar-benar lemas tak berdaya, sangat kelelahan. Tak lama ranjang disebelahku berderit.

"Bersihkan dulu dirimu lalu kita tidur" aku mengangguk.

"Bentar... Tubuhku lemes" Suamiku terkekeh.

"Itu baru permainan lidah dan jariku, belum penisku" bisiknya. Aku tidak merespon tapi setuju dengan perkataan nya itu. Bagaimana kalau penis suamiku masuk kedalam tubuhku? Aku menggeleng.

"Aku pastikan kamu tidak bisa berjalan esok harinya" tambahnya.

"Bisa seperti itu?" tanyaku dengan suara pelan.

"Bisa... Nanti kamu rasakan saat aku sembuh, aku akan menggempurmu habis-habisan sayang" kekehnya.

"Aku tunggu" jawabku tanpa berpikir.

"Ohhh... Kamu menantangku rupanya"

"Ti..tidak.." aku bangun lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan cairan lengket divaginaku. Aku mendengar kekehan suami mesumku itu.

To be continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang