15. Calon Mertua?

999 24 0
                                    

Kirana mengernyit bingung saat matanya bersitatap dengan wanita paruhbaya yang beberapa menit keluar dari ruangan yang berada di depannya.

Kirana salah tingkah ditatap intens seperti itu. Wanita itu mendekatinya. Aura wanita paruhbaya itu tidak begitu menakutkan.

"Kamu sekretaris baru ya nak?"

"Iya Bu..."

"Nama kamu siapa?"

"Saya Kirana Larasati" Yusnita mengangguk.

"Ohh... Salam kenal ya Kirana, saya Yusnita calon mertua kamu" ucap Yusnita tersenyum kemudian pergi meninggalkan area kantor Deriel. Kirana melongo. Calon mertua?

"Aapa?" Mata Kirana mengekori kepergian wanita paruhbaya tersebut hingga hilang dibalik lift sampai Deriel mendekatinya tidak ia sadari.

"Itu mama aku, mertuamu!"

"Iss... Ngaketin aja" Kirana sedikit kaget lalu mengusap dadanya. Apa katanya tadi? Mertua? Cih.

"Apa agenda saya hari ini?" Kirana membuka buku khusus.

"Hari ini meeting bersama utusan perusahaan x yang diundur kemarin menjadi hari ini, setelah itu...." Kirana menyebutkan satu persatu agenda yang harus di hadiri oleh Deriel.

"Baiklah... Siapkan semuanya lima menit lagi kita pergi" Kirana mengangguk. Deriel masuk kembali ke ruangan nya.

★★★

Deriel keluar dari ruangan yang sudah dipesan oleh utusan perusahaan x bersama Kirana. Perbincangan tentang bisnis pun berlanjut sampai jam makan siang.

"Kita mampir ke Kingston dulu" Kirana mengangguk dan mengekori Deriel.

Kingston cafe merupakan cafe yang banyak diminati oleh masyarakat segala usia. Kini informasi yang ia dengar cafe tersebut sedang membangun cabang yang akan dijadikan restoran Kingston.

Tak sampai setengah jam mereka sudah berada di tempat ini. Cafe Kingston.

Kirana sangat takjub melihat ruangan yang designnya menarik mata, pantas banyak peminat.

"Eh... Bang Deriel? Kok nggak bilang-bilang kalau mau mampir? Eh ada ka Kirana juga.. " Ariel menghampiri Deriel dipintu masuk ketika matanya melihat pria itu.

"Kebetulan aja Abang lewat sini jadi sekalian mampir"

"Ohh gitu... Yuk aku antar ke ruang privat"

Deriel begitu takjub ketika cafe yang di rintis Seno dan Ariel dari nol banyak berubah, dulu belum memilik ruang privat sekarang ada.

"Nah... Silahkan masuk... Ini ruang privat buat Abang dan ka Kirana, kalau mau mesan, tekan aja tombol yang disana" Ariel menunjuk tombol yang tertempel ditengah meja.

"Baiklah Riel... Oh iya ntar habis ini kita ngobrol ya... Seno ajak juga kesini"

"Baiklah..." Ariel keluar meninggalkan sepasang manusia tersebut.

Kirana dan Deriel duduk saling berhadapan. Kirana melihat-lihat ruangan yang ditempati mereka saat ini. Deriel menekan tombol merah yang dibilang Ariel barusan.

To be continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang